GenPI.co - Masyarakat di Desa Pulau Pinang, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), harus hidup berpindah-pindah tempat untuk menghindari pengaruh cuaca ekstrem.
Hal itu pun telah dilakukan selama bertahun-tahun dalam periode waktu yang sama.
CamatTambelan, Baharuddin, mengatakan, masyarakat Pulau Pinang hidup berpindah-pindah lantaran untuk mengindari angin kencang dan gelombang laut pada musim utara.
Bila musim angin utara tiba, masyarakat Pulau Pinang akan berpindah ke sebelah selatan pulau.
"Masa migrasi itu tidak sebentar, bisa mencapai 3-4 bulan sambil menunggu perubahan arah angin," katanya.
Dia menjelaskan, ketika arah angin berpindah dari selatan, masyarakat akan kembali pindah ke tempat semula mereka bermukim, yakni di pesisir utara Pulau Pinang.
Meski tidak menyebut secara rinci, aktivitas nomaden itu dilakukan sejak lama dan masih berlangsung sampai sekarang.
"Saat pindah meski sementara, mereka turut membawa perabotan rumah dan sejumlah barang kebutuhan sehari-hari melewatu perbukitan dengan jarak yang cukup jauh. Termasuk memindahkan labuh kapal ikan dari pesisir utara ke selatan," kata dia.
Karena itu, mereka terpaksa harus memiliki rumah sementara saat migrasi ke sebelah selatan pulau. Perpindahan itu pun turut disebabkan pleh alur sandar kapal yang kurang memadai.
"Dalam usulan musyawarah rencana pembangunan (Musrembang) tingkat desa, masyarakat Pulau Pinang meminta pendalaman dan pelebaran alur labuh kapal. itu yang akan kami carikan solusinya," kata Baharuddin. (ant/*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News