GenPI.co— Musim kemarau menjadi salah satu penyebab memburuknya kualitas udara Jakarta.
Pada pukul 15.52 WIB, Senin (5/8/2019), data dari AirVisual mencatatkualitas udara (AQI) Jakarta menunjukkan angka 121. Angka itu masih tertinggi ketiga di dunia.
“Data BMKG menunjukkan kualitas udara memang biasanya memburuk saat musim kemarau,” tulis Instagram @infobmkg, Senin (5/8/2019).
Baca uga:
Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia Kalahkan Dubai
7 Solusi Polusi dari Anies, Mulai Hal Trotoar Hingga Gedung Hijau
Pasalnya, tidak adanya air hujan yang dapat mengurangi pengendapan polusi udara berupa proses rain washing.
Beberapa waktu ini Jakarta tidak turun hujan, membuat polusi udara tetap mengapung di udara yang mengakibatkan konsentrasi polutan cukup tinggi.
Data klimatologis rata-rata harian debu partikulat polutan periode 2014 - 2018 menunjukkan, pada Juni hingga Agustus merupakan waktu-waktu konsentrasi partikulat polutan lebih tinggi dibandingkan bulan lainnya.
Tingginya polusi udara di Jakarta juga dapat terlihat dari penampakan udara yang kabur, hasil reaksi kimia antara udara dengan kontaminan. Tidak hanya yang dihasilkan dari berbagai kendaraan pribadi, tapi juga melalui konstruksi pembangunan tol yang berada di atas jalan utama, dan adanya pengerjaan trotoar di sejumlah tempat di Jakarta.
Pelaksana harian (Plh) Deputi Bidang Klimatologi, Badan BMKG, Nasrullah mengungkapkan, Juni dan Juli adalah bulan menuju puncak musim kemarau bagi Jakarta.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News