GenPI.co - Presiden Jokowi mengaku jengkel dengan kementerian dan lembaga maupun pemerintah daerah yang masih lebih memilih untuk membeli barang-barang impor.
"Kalau barang-barangnya tidak masuk e-katalog, target tidak tercapai, saya umumin (ke publik) nanti. Setuju tidak? Umumkan saja deh, kita ini harus terbuka apa adanya," kata Jokowi di Bali, Jumat (25/3).
Hal itu disampaikan Jokowi dalam acara 'Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia' yang juga dihadiri oleh para menteri kabinet Indonesia Maju serta para gubernur di Indonesia.
Presiden pun heran berbagai produk yang bisa dihasilkan di dalam negeri tapi tidak dibeli oleh kementerian, pemda, dan BUMN.
"Coba CCTV beli impor, di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini, dipikir kita bukan negara yang maju? Buat CCTV saja beli impor," kata Jokowi.
"Lalu seragam dan sepatu tentara dan polisi beli dari luar negeri. Kita ini produksi di mana-mana bisa, jangan diterus-terusan impor. Ada juga alat kesehatan yang masih impor," sambungnya.
Jokowi kesal dengan kebiasaan impor barang tersebut.
"Mau saya umumkan kalau saya jengkel. Rumah sakit daerah ini impor, Kementerian Kesehatan impor, tak baca nanti karena sekarang gampang banget lihat detailnya," kata presiden.
Jokowi menargetkan hingga Mei 2022 dari total anggaran APBN sebesar Rp 526 triliun, APBD sebesar Rp 535 triliun, BUMN senilai Rp 420 triliun.
Sebanyak Rp 400 triliun dapat digunakan untuk pembelian barang dari dalam negeri.
"Target nanti, syukur bisa sebelum 10 Mei, yang Rp 400 triliun itu bisa tercapai, ini sangat bagus sekali dampaknya," tegas Presiden Jokowi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News