Singgung Era Soeharto, PSI Ingatkan Indonesia Jangan Kecolongan

15 Mei 2022 23:55

GenPI.co - Juru Bicara DPP PSI Sigit Widodo menilai sejarah reformasi 1998 perlu masuk kurikulum pendidikan di sekolah. 

Menurut dia, Indonesia jangan sampai kecolongan seperti Filipina yang mengangkat anak diktator sebagai presiden. 

Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr terpilih sebagai Presiden Filipina merupakan anak Ferdinand Marcos Sr yang dikenal sebagai diktator. 

BACA JUGA:  Kembali Sentil DPR Soal Gorden Mewah, PSI Siap Galang Donasi

"Jadi, jangan sampai Indonesia kecolongan anak diktator kembali berkuasa setelah 36 tahun (rezim Presiden Soeharto, red), seperti di Filipina," ucap Sigit kepada GenPI.co, Minggu (15/5). 

Sigit menjelaskan Indonesia juga sempat merasakan masa kelam dipimpin Presiden Soeharto yang dikenal diktator

BACA JUGA:  Sinopsis Balika Vadhu 14 Mei 2022, Akhiraj Kabur dari Penjara

Dia menilai pemerintah seharusnya bisa belajar dari kejadian Filipina karena pemudanya melupakan sejarah. 

"Generasi muda perlu lebih memahami mengapa rakyat Indonesia melakukan reformasi pada 1998 untuk menumbangkan Soeharto dan rezim Orde Baru," jelasnya. 

BACA JUGA:  Psikolog Ungkap Penyebab Remaja Keranjingan Bermain Online Game

Dia pun menekankan pentingnya pemerintah memasukkan sejarah reformasi 98 masuk kurikulum pendidikan di Indonesia. 

Menurut Sigit, pemuda di Indonesia harus memahi arti sejarah agar kejadian di Filipina tidak terjadi. 

"Indonesia sebaiknya memasukkan sejarah reformasi sejak dari sekolah," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah Reporter: Puji Langgeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co