GenPI.co - Candi Borobudur akan menjadi tempat utama berkumpulnya umat Buddha dalam jumlah yang sangat besar untuk merayakan Hari Raya Waisak 2556 BE (Buddhist Era).
Ada sejumlah ritual yang dilakukan umat Buddha dalam beribadah Waisak di Candi Borobudur.
Salah satu umat Buddha bernama Gaerry Setiawan menjelaskan ritualnya kepada GenPI.co.
Menurut Gaerry, perayaan Waisak di Indonesia dilakukan dengan sejumlah acara dan ritual di candi-candi Buddha kuno.
"Ritual tersebut biasanya diawali dari Candi Mendut, Jawa Tengah, kemudian berakhir di candi Buddha terbesar di dunia, yakni Candi Borobudur," katanya saat dihubungi GenPI.co, Senin (16/5) dini hari.
Adapun ritual yang dilakukan umat Buddha di kawasan Jawa Tengah yaitu dengan berjalan kaki menuju Candi Borobudur dengan membawa segala persembahan bagi sang Siddhartha.
"Ritualnya ini jalan kaki dari Candi Mendut sampai Candi Borobudur," sambung Gaerry.
Menurutnya, ada makna penting bagi umat Buddha dalam merayakan Hari Raya Waisak 2566 BE pada tahun ini.
"Sangat penting bagi umat Buddha karena Waisak merupakan peringatan kelahiran Pangeran Siddhartha sang penerangan sempurna menjadi Buddha, dan juga wafatnya Buddha Gautama," terang Gaerry.
Selain itu, Gaerry menyebut akan ada dua wihara di Jabodetabek yang bakal ramai dikunjungi umat Buddha pada hari ini.
"Menurut saya Wihara Boen tek bio di Tangerang dan Wihara Tzu Chi di Jakarta," jelasnya.
Laki-laki asal Tangerang itu pun memiliki harapan terkait perayaan Waisak 2566 BE pada tahun ini supaya makin saling menghargai antarumat beragama.
"Melalui momentum peringatan Hari Tri Suci Waisak 2566 tahun buddhis ini, saya berpesan kepada seluruh umat Buddha untuk terus merekatkan tali persaudaraan antarsesama," tutup Gaerry.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News