Jokowi Beri Kabar Baik untuk Indonesia, Semua Warga Pasti Senang

21 Mei 2022 17:40

GenPI.co - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan pemerintah akan terus menahan agar harga BBM Pertalite tidak naik di tengah tingginya harga minyak dunia dan harga komoditas energi lainnya.

"Yang namanya Pertalite ini, kami tahan-tahan betul agar tidak naik dan harganya tetap di angka Rp 7.650 (per liter)," ujar Presiden Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional V Projo di Magelang, Jawa Tengah, dikutip dari Antara, Sabtu (21/5/2022).

Presiden Jokowi juga membandingkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia dengan harga di negara-negara lain yang telah meningkat karena tekanan harga komoditas energi di pasar global sebagai dampak eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina.

BACA JUGA:  Politikus PKS Minta Pemerintah Jokowi Tak Gegabah Tetapkan Endemi

Dia menambahkan kenaikan harga BBM di negara lain jauh melebihi harga BBM di Indonesia.

Pemerintah dapat mempertahankan harga BBM Pertalite saat ini dengan memberikan subsidi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

BACA JUGA:  Mendadak Majelis Rakyat Papua Menghadap Jokowi, Sampaikan Ini

"Saya lihat misalnya di Jerman, bensin sudah Rp 31 ribu, sudah hampir dua kali lipat, di Singapura Rp32 ribu, di Thailand Rp20.800, (harga) ini kalau saya rupiahkan. Di Amerika Rp 18 ribu kurang lebih. Kami masih Rp 7.650 (Pertalite)," ungkap Presiden Jokowi.

Namun Presiden juga mengingatkan ketahanan dan kesehatan fiskal di APBN juga harus diperhatikan.

BACA JUGA:  Qodari: KIB Memperkuat Kinerja Pemerintahan Jokowi

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan jangan sampai ketidakpastian ekonomi global membuat defisit APBN semakin meningkat.

"Subsidi dari APBN itu gede sekali. Masalahnya adalah tahan kita sampai kapan ? kalau perangnya gak rampung-rampung," terang Presiden Jokowi.

Presiden juga mengajak masyarakat untuk bersyukur karena harga Pertalite masih dapat ditahan di Rp 7.650 per liter.

Selain itu kegiatan ekonomi di Indonesia juga secara bertahap sudah dapat dibuka karena kondisi pandemi Covid-19 yang terkendali.

"Kalau pandemi di negara lain, di Eropa, di Amerika Serikat, 10 hari yang lalu waktu saya ke sana, masih kasus harian Covid-19 masih 78 ribu kasus. Sekarang baru yang ramai di China dan Korea Utara, negara lain masih proses mengatasi pandemi. Sekali lagi ini yang harus disyukuri," tuturnya.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co