Jokowi Jadi Magnet di KTT G7, Pengamat: Disegani Pemimpin Dunia!

30 Juni 2022 16:50

GenPI.co - Pakar Komunikasi Politik dari dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menanggapi video momen Presiden Joko Widodo (Jokowi) disambut para pemimpin dunia viral di media sosial.

Diketahui, dalam video singkat yang beredar, tampak ketika tiba di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Schloss Elmau Jerman, Presiden Jokowi mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pemimpin dunia.

Antara lain seperti Presiden Argentina Alberto Fernandez, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Jerman Olaf Scholz, dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Undang Rusia dan Ukraina di KTT G20 Bali

Emrus menyebutkan, Presiden Jokowi disegani para pemimpin dunia, hal itu tercermin dari sambutan hangat para kepala negara anggota G7 kepada Jokowi.

Menurutnya, Jokowi memiliki magnet bagi dunia karena gaya komunikasinya yang mampu menembus relasi sosial tanpa ada sekat sosial.

BACA JUGA:  Emrus Sihombing Sebut Prabowo-Puan Bisa Menangkan Pilpres 2024

"Pak Jokowi tetap jadi dirinya, Jokowi adalah Jokowi yang saya maksud disitu adalah mau ketemu tukang becak, masyarakat paling bawah maupun masyarakat yang berkelas pimpinan negara di dunia itulah Jokowi. Artinya dia bisa menembus relasi sosial tanpa sekat-sekat sosial," ucap Emrus saat dihubungi, Kamis (30/6/2022).

Dia menambahkan, Jokowi adalah manusia yang sederhana, percaya diri, optimis dan manusia yang begitu tinggi menghargai manusia lain tanpa melihat status sosialnya.

BACA JUGA:  Manuver Jokowi Bikin Ukraina Lega, Warga Indonesia Pasti Bangga

Hal tersebut membuat Presiden Indonesia dua periode ini mampu menghadirkan ide-ide baru yang bersifat kebersamaan.

Dia menilai dalam konteks dunia internasional, beliau selalu mengemukakan pandangan-pandangan yang bersifat kebersamaan, saling membantu, jadi Jokowi adalah pemimpin yang memecahkan masalah, bukan menimbulkan masalah.

"Coba lihat masalah Rusia dan Ukraina, Jokowi kunjungi kedua negara itu, tidak hanya satu negara. Kalau dia mengunjungi satu negara saja, maka ada keberpihakan, tetapi Jokowi mengunjungi dua belah pihak dan ketemu kepala negaranya langsung dengan segala resiko," jelasnya.

Dosen Komunikasi Politik di Universitas Pelita Harapan (UPH) itu menegaskan kepiawaian Jokowi membangun relasi dalam negeri dan dikancah internasional itulah yang dilihat oleh tokoh-tokoh dunia itu, sehingga para tokoh itu memberikan apresiasi, memberikan penghargaan dalam bentuk lambang non verbal yaitu pelukan.

"Menurut saya jauh lebih berharga pelukan itu dari pada segenggam piagam, karena pelukan itu bermakna dan piagam hanya formalitas dari benda yang disertakan tanda tangan. Pelukan pimpinan negara-negara dunia ke Jokowi itu dicatat oleh dunia, dan foto-foto tersebut akan menguasai ruang dan waktu," terangnya.

Lewat kepiawaian Jokowi meyakinkan negara-negara peserta KTT G7 dalam misi perdamaian Rusia-Ukraina, serta meminta negara-negara besar untuk membantu negara-negara berkembang dari bahaya krisis pangan membuat dirinya terlihat istimewa oleh pimpinan negara lain.

Oleh sebab itu, Emrus meyakini betul Presiden Jokowi sudah layak diusung menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Maka itu saya berpendapat, dunia harus memberikan penghargaan kepada Jokowi sebagai Sekjen PBB akan datang. Kenapa tidak, karena konteks relasi hubungan internasionalnya, relasi pribadinya dan bagaiman dia menjadi tokoh pemecah masalah bagi dunia, dan itu sangat wajar jika Jokowi Sekjen PBB akan datang," papar dia.

Sementara itu, Direktur Rumah Politik Fernando Emas merasa, gaya komunikasi yang ditunjukan Presiden Jokowi ke kepala-kepala negara dunia di acara KTT G7 patut diacungi jempol.

Sebab, selama kepemimpinannya Presiden Jokowi terlibat langsung menjadi fasilitator perdamaian bagi negara-negara berkonflik.

"Keluasan Pak Jokowi di dalam membangun hubungan dengan para pemimpin dunia ini memang patut kita acungi jempol. Pak Jokowi itu memang patut diperhitungkan dalam politik internasional, karena dianggap tidak ada dibawah kendali salah satu negara yang dianggap super power atau sejenisnya," ungkap Fernando Emas.

Pengamat Politik ini juga memastikan, salah satu legacy Jokowi yang bisa mengantarkan dirinya menuju panggung politik internasional adalah menjadi fasilitator perdamaian Rusia-Ukraina, serta menyerukan negara-negara besar membantu negara berkembang dari bahaya krisis pangan yang ekstrim akibat konflik yang berkepanjangan.

Selain itu, dia menuturkan Indonesia beberapa kali menjadi fasilitator perdamaian negara-negara.

"Jadi kami berharap Pak Jokowi dimasa kepemimpinannya ada sebuah Legacy untuk tingkat internasional, misalkan berhasil mendamaikan Rusia-Ukraina dan sekaligus memecahkan masalah krisis pangan, sehingga itu sangat diperhitungkan nanti dan Pak Jokowi jika berhasil bisa dipertimbangkan menjadi Sekjen PBB, dan jika itu berhasil," tandas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co