GenPI.co - Fenomena Aphelion biasa terjadi tiap awal Juli. Meskipun terjadi tiap tahun, tak banyak orang yang paham dengan fenomena astronomi ini.
Lalu, apa itu fenomena Aphelion? Apakah benar Bumi menjadi lebih dingin saat fenomena itu terjadi?
Fenomena Aphelion adalah waktu saat orbit sebuah benda langit, seperti planet dan komet, berada di titik terjauh dari Matahari.
Bumi memiliki titik Aphelion yang terjadi tiap awal Juli. Jarak Aphelion Bumi ialah 4.800.000 kilometer dari Matahari.
Sebaliknya, Bumi juga memiliki titik terdekat dengan Matahari bernama Perihelion yang terjadi pada awal Januari.
Hal ini terjadi karena orbit Bumi terhadap Matahari berbentuk elips.
Meskipun berada di titik terjauh, tetapi fenomena Aphelion tidak menyebabkan suhu Bumi menjadi lebih dingin.
Dilansir dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), posisi Bumi yang berada di titik terjauh dari Bumi tidak akan berpengaruh pada suhu maupun panas yang diterima Bumi.
Begitu pula cuaca di Bumi tidak akan terjadi perubahan yang berarti.
Pengaruh dari Aphelion terhadap Bumi ialah durasi dari musim.
Aphelion terjadi ketika terjadi musim panas dan durasi musim panas terjadi 92 hari. Justru ketika titik Aphelion, Bumi terasa lebih hangat dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Hal ini juga sebenarnya bukan karena Aphelion atau Perihelion. Cuaca Bumi lebih banyak dipengaruhi oleh kemiringan poros Bumi terhadap axis.
Ketika Aphelion, poros utara Bumi miring 23,5 derajat ke arah Matahari.
Bumi di atas garis ekuator memiliki lebih banyak daratan dibandingkan lautan.
Pada posisi ini, suhu Bumi bisa meningkat dengan rata-rata hingga 2,3 derajat Celsius dibandingkan ketika Bumi di titik Perihelion.
Banyaknya daratan pada bagian utara menyebabkan suhu Bumi meningkat karena daratan memiliki kemampuan menyerap panas yang lebih rendah daripada laut.
Itulah sebabnya, pada saat bagian utara miring ke arah Matahari, Bumi terasa lebih hangat.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News