GenPI.co - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan dana desa untuk berjaga agar tidak terjadi inflasi.
"Difokuskan agar harga barang dan jasa di desa tidak mengalami kenaikan," ujar Abdul Halim Iskandar melalui diskusi virtual, Jumat (2/9).
Dia menyebut target dana desa sepanjang 2022 untuk ketahanan pangan 20 persen atau Rp 13,6 triliun.
"Jumlah tersebut berupa infrastruktur di lokasi ketahanan pangan, bantuan sosial kepada kelompok tani, pemberdayaan kelompok tani, dan penambahan modal," tuturnya.
Dia meminta perangkat desa aktif memanfaatkan Dana Desa untuk menjaga ketahanan pangan di level tersebut.
"Saya berpikir masih longgar dan dimungkinkan pemanfaatan dana desa melebihi pagu yang ada," lanjutnya.
Dan, saat ini sudah ada 16.155 BUMDes yang memiliki unit usaha pangan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 100.911.
"Omset BUMDes sepanjang tahun terakhir berjumlah Rp 990,5 miliar," ungkapnya.
Artinya, masih ada Rp 5 triliun yang belum termanfaatkan untuk ketahanan pangan.
Pihaknya juga sudah mengeluarkan Kepmendesa 82/2022 tentang Pedoman Ketahanan Pangan di Desa.
"Tujuannya untuk lumbung pangan desa menjadi perhatian kita mengantisipasi berbagai kemungkinan," ucapnya.
Dia beralasan perubahan iklim tidak bisa diprediksi, sehingga haris diantisipasi sejak dini.
"Selain itu, untuk meningkatkan keterjangkaun pangan bagi masyarakat dan meningkatkan konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, higienis dan lain-lain," jelas Abdul Halim. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News