Kompolnas Selidiki Dugaan Pintu Keluar Stadion Kanjuruhan Terkunci, Panpel Siap-siap

04 Oktober 2022 21:30

GenPI.co - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyebut ada beberapa pintu saat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022).

Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto mengatakan belum diketahui secara pasti siapa sosok yang menutup pintu tersebut.

Sementara, berdasarkan keterangan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat tidak ada penutupan pintu tersebut.

BACA JUGA:  Pernyataan Kompolnas Tegas, Ferdy Sambo Siap-siap

Diketahui, dalam pertandingan sepak bola, biasanya pintu dibuka 15 menit sebelum pertandingan berakhir.

"Saya konfirmasi kepada Kapolres bahwa tidak ada perintah untuk menutup pintu sehingga harapannya 15 menit pintu dibuka, tetapi tidak diketahui mengapa pintu terkunci," ungkap Wahyu dalam keterangan persnya di Malang, Selasa (4/10/2022).

BACA JUGA:  Usut Tragedi Kanjuruhan, Kompolnas Awasi Investigasi Polri

Wahyu menerangkan ada sekitar 15 pintu di Stadion Kanjuruhan, dua di antaranya berukuran besar.

Meski begitu, dia belum mengetahui jumlah pintu yang terkunci saat peristiwa itu terjadi.

BACA JUGA:  Kompolnas: Kapolres Malang Tak Perintahkan Tembak Gas Air Mata

Namun, akibat ada pintu yang terkunci tersebut, para suporter Arema FC kesulitan untuk keluar saat gas air mata ditembakkan.

Dia juga belum mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas terkuncinya pintu di stadion tersebut.

Tetapi, kunci biasanya dipegang oleh panitia pelaksana atau panpel.

"Kami belum sampai ke sana, tetapi secara logika yang pegang kunci adalah panpel. Enggak mungkin polisi megang kunci, pasti panpel," jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya saat ini bersama tim investigasi lain masih terus mendalami hal tersebut.

"Siapa yang sebetulnya membawa kunci itu membutuhkan pendalaman lagi," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pecah usai pendukung Arema memasuki lapangan karena kecewa tim yang dijagokannya kalah 3-2 melawan Persebaya.

Polisi pun meresponsnya dengan menembakkan gas air mata.

Tak cuma terhadap pendukung yang memasuki lapangan, tetapi gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun penonton.

Hal itu memicu terjadinya kepanikan.

Akibatnya, massa berlarian sambil berdesak-desakan menuju pintu keluar.

Beberapa mengalami sesak napas dan terinjak-injak hingga meninggal dunia sebanyak 125 korban.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co