YAICI Gandeng PP Aisyiyah dan Muslimat NU untuk Edukasi Kesehatan Gizi

14 Desember 2022 01:40

GenPI.co - Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menggandeng Majelis Kesehatan PP Aisyiyah dan PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) melakukan edukasi untuk meningkatkan literasi gizi masyarakat.

Kegiatan penuh makna dan berkelas di sepanjang 2022 itu diketahui lewat pernyataan Arif Hidayat selaku Ketua Harian YAICI.

Diketahui, upaya tersebut dilakukan dalam rangka untuk dapat meningkatkan keterpenuhan gizi masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:  Apa Manfaat Bawakan Bekal untuk Anak? Ini Kata Pakar Gizi

Hingga akhir 2022, edukasi yang melibatkan kader kesehatan dari kedua organisasi perempuan tersebut telah menjangkau lebih dari 40.000 masyarakat di berbagai daerah.

Hal tersebut berangkat dari kabar Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2021, yang menyebutkan sebanyak 69,1 persen masyarakat Indonesia tidak mampu membeli makanan bergizi.

BACA JUGA:  Ini Tips Menyiapkan Bekal untuk Anak, Mudah dan Bergizi!

Persentase tersebut menjadi relevan dengan masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia saat ini, yaitu di angka 24,4 persen. Kecukupan gizi anak masih sangat jauh apabila asupan gizi keluarga secara umum juga belum terpenuhi.

Dalam laporan paparan Arif Hidayat, jangkauan edukasi YAICI 2022 bersama PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah pada 12 Desember 2022 menjelaskan beberapa hal yang menjadi penentu kecukupan gizi masyarakat selain faktor ekonomi, yaitu pemahaman masyarakat terhadap gizi, akses masyarakat terhadap pangan bergizi, budaya dan kebiasaan serta kejujuran pemerintah akan data.

BACA JUGA:  Bubuk Tabur MPASI Little Joy Cegah Kekurangan Gizi Pada Anak

“Selama ini selalu berlindung di balik alasan masyarakat kesulitan ekonomi sehingga tidak sanggup mencukupi gizi keluarganya. Tapi di luar itu, ada hal-hal yang sebetulnya bisa dilakukan untuk memperbaiki gizi masyarakat, salah satunya adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Setidaknya, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi, masyarakat dapat lebih memprioritaskan pengeluaran rumah tangganya,” jelas Arif.

Lebih lanjut, Arif mencontohkan temuan-temuan menarik di sejumlah daerah saat melakukan sosialisasi dan edukasi untuk kader kesehatan dan masyarakat.

“Di Timur Tengah Selatan, kami mewawancarai keluarga-keluarga yang mengaku penghasilan keluarga tidak cukup untuk makan sehati-hari, tapi memberi jajan anak-anaknya bisa Rp10 ribu dalam sehari. Uang tersebut dibelikan makanan dan minuman ringan dengan perisa seperti sirop atau teh kemasan,” papar Arif.

Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Dra. Chairunnisa menambahkan di tahun 2022, pihaknya dan YAICI melakukan kerja sama dengan penelitian yang menyasar ibu dan balita yang dilakukan oleh kader.

Penelitian tersebut dibuat untuk lebih mendalami penyebab kejadian stunting.

"Dari hasil penelitian tersebut, kental manis masih banyak di konsumsi oleh masyarakat, terutama di remote area. Berdasarkan penelitian Aisyiyah, faktor pemberian kental manis karena pemasukan bulanan mereka yang masih banyak dibawah Upah Minimum Regional (UMR)," jelasnya.

Ketersediaan kental manis yang dapat ditemukan di mana saja dan mudah dijangkau itulah yang dijadikan dasar Aisyiyah untuk melakukan edukasi dan literasi terkait gizi.

Banyak masyakarat daerah yang akhirnya menjadikan kental manis sebagai opsi untuk pemberian nutrisi gizi bagi anak.

"Literasi masih sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan terkait gizi dan stunting," lanjutnya.

Lebih lanjut ia memaparkan bahwa edukasi dilakukan dengan memberikan contoh nyata kepada masyarakat. Seperti contohnya melakukan demo masak makanan bergizi dan bernutrisi yang sesuai dengan kebutuhan usia anak.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co