Teknologi Pengolahan Limbah Organik Pertama di Indonesia Ada di Rest Area Cibubur

01 Februari 2023 22:20

GenPI.co - Fasilitas pengolahan limbah organik dengan teknologi Bio-Conversion yang memanfaatkan Lalat Tentara Hitam/Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia illucens resmi dioperasikan di rest area Cibubur.

Rest area yang terletak di jalan tol Jagorawi KM 10 ini adalah rest area pertama di Indonesia yang menerapkan fasilitas tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam pernyataannya pada Rabu (1/2/2023).

BACA JUGA:  Mudah Tarik Rezeki, 3 Weton Bakal Kaya Raya dan Hidup Penuh Kemewahan

"Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab para pengelola rest area jalan tol, sudah sepantasnya untuk memiliki fasilitas seperti ini," kata Basuki Hadimuljono.

"Jangan lagi memindahkan masalah sampah organik ke tempat lain. Jika dapat diselesaikan di tempat mengapa harus dibawa-bawa sampai ke hilir," sambungnya.

BACA JUGA:  Manfaat Makan Kulit Kiwi Ternyata Dahsyat bagi Kesehatan, Rugi Kalau Tak Suka

Basuki Hadimuljono pun menyampaikan penghargaan kepada Korindo Group dan Forest fo Life Indonesia (FFLI) yang telah memelopori pembangunan fasilitas tersebut.

Basuki Hadimuljono berharap agar nantinya makin banyak pihak yang mengikuti langkah Korindo Group dan FFLI dalam membangun fasilitas-fasilitas inovatif di rest area maupun tempat-tempat umum lainnya.

BACA JUGA:  7 Manfaat Makan Brokoli untuk Kesehatan, Bikin Gula Darah Stabil dan Kolesterol Ambrol

Perlu diketahui, bahwa fasilitas pengolahan limbah organik dengan teknologi Bio-Conversion dengan memanfaatkan Lalat Tentara Hitam (BSF) ini dirancang untuk menampung sekaligus mengatasi limbah organik di rest area Cibubur agar dapat bersih dalam sehari.

Rest Area Cibubur ini dikelola oleh PT Bimaruna Marga Jaya yang merupakan bagian usaha dari Korindo Group.

Sementara itu, fasilitas pengolahan limbah organik dengan teknologi Bio-Conversion yang dibangun atas kerja sama Yayasan Korindo dengan Yayasan FFLI ini berkapasitas sampai dengan 1 ton sampah organik setiap hari.

Rest Area Cibubur dipilih sebagai lokasi pembangunan fasilitas Bio-Conversion BSF karena merupakan salah satu sumber limbah organik yang perlu diselesaikan permasalahannya langsung di tempat.

Cara yang sama juga dapat diterapkan di lokasi sumber-sumber limbah organik lainnya, seperti pasar tradisional, kawasan industri, perkantoran, dan perumahan.

Sementara itu, menurut Ketua Yayasan Korindo Mr. Robert Seung, selain bermanfaat bagi lingkungan, fasilitas ini diharapkan bisa menciptakan peluang ekonomi baru.

"Hal ini dikarenakan, Yayasan Korindo akan mengembalikan keuntungan yang muncul dari proyek ini untuk program-program pengembangan masyarakat dan lingkungan," kata Mr. Robert Seung.

Mr. Robert Seung berharap Bio-Conversion BSF di Rest Area Cibubur mampu mendulang sukses, sebagaimana Bio-Conversion BSF dengan kapasitas 4 ton perhari di Lombok yang telah dibangun melalui dukungan dana dari Yayasan Korindo pada tahun 2017 lalu.

"Fasilitas-fasilitas ini tentunya tidak bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya kolaborasi dari FFLI serta dukungan dari pemerintah setempat," jelas Mr. Robert Seung.

Menurut Mr. Robert Seung, bahwa melalui Yayasan Korindo, perusahaan-perusahaan yang berada di bawah naungan Korindo Group sejatinya telah berkontribusi dalam mendukung upaya-upaya mengembalikan keseimbangan alam di Indonesia.

"Yayasan Korindo telah terjun langsung dalam proyek-proyek pelestarian lingkungan seperti pembangunan Hutan Kota Pakansari, Hutan Kota Pondok Rajeg, hingga program konservasi di Papua. Lewat terobosan-terobosan yang dilakukan tersebut, kami selalu berupaya untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat dan lingkungan," bebernya.

Ketua Yayasan FFLI DR. Hadi Pasaribu mengungkapkan, fasilitas Bio-Conversion ini juga berperan dalam memberi solusi melalui penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat, menyelesaikan masalah sampah di hulu, menyediakan sumber protein, lemak dan chitin, mengembalikan kesuburan tanah, serta berperan dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

"Makin banyak fasilitas Bio-Conversion yang dibangun, maka makin besar manfaat yang dihasilkan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup kita," kata Hadi Pasaribu.

Senada dengan Ketua Yayasan FFLI, tokoh penggiat BSF di Indonesia, Prof. Agus Pakpahan juga mendorong agar fasilitas-fasilitas seperti ini dapat dibangun di banyak tempat, sehingga sampah tidak perlu diangkut ke TPA.

Selain menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat cara ini banyak memberi manfaat untuk lingkungan hidup dan membentuk ekonomi sirkuler.

Metode pengelolaan sampah dengan Bio-Conversion BSF merupakan pendekatan biologis untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang timbul akibat perilaku manusia, karena pada dasarnya alam telah diciptakan dalam keseimbangan.

Teknologi Bio-Conversion BSF menawarkan solusi terhadap kelebihan suplai limbah organik yang melebihi kapasitas alamiah.

Metode Bio-Conversion Organic dengan menggunakan Lalat Tentara Hitam relatif aman bagi lingkungan.

Dari sekitar 800 jenis yang ada di muka bumi, Lalat Tentara Hitam merupakan jenis yang paling berbeda, karena tidak bersifat patogen atau membawa agen penyakit.

Pada metode ini, larva Lalat Tentara Hitam akan mengurai sampah organik yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.

Setelah optimal mengurai sampah organik, larva-larva tersebut bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, seperti ayam atau ikan karena kaya akan asam amino dan protein.

Proses inilah yang pada akhirnya membentuk ekonomi sirkuler, di mana prospek ekonomi baru terjadi.

Sementara itu, peresmian fasilitas pengolahan limbah organik di rest area Cibubur ini dilakukan oleh Kementerian PUPR, Yayasan Korindo dan Yayasan Forest For Life Indonesia (FFLI) pada Rabu (1/2/2023).

Dalam kegiatan tersebut juga turut hadir Sekjen Yayasan Korindo, Mr. Seo Jeongsik, Sekjen PUPR, Ir. Muhammad Zaenal Fatah, Direktur Jenderal Cipta Karya, Ir. Diana Kusumastuti, MT dan Counsellor Kedutaan Besar Korea Selatan, Mr. Lee Joonsan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co