GenPI.co - Gunung Semeru mengalami gempa getaran banjir lahar dingin selama 1,5 jam akibat hujan deras yang mengguyur pada Senin (25/12).
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Ghufron Ali mengatakan aktivitas gunung menunjukkan gempa getaran banjir pada Senin pukul 12.00-18.00 WIB.
"Telah terjadi satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 15 mm, dan lama gempa 5.400 detik," kata dia.
Ghufron menjelaskan dalam pengamatan kegempaan ini terjadi 15 kali gempa erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 68-145 detik.
Selain itu, terjadi pula 1 kali gempa guguran dengan amplitudo 6 mm dan lama gempa 68 detik.
Di sisi lain, aktivitas Gunung Semeru ini menunjukkan adanya gempa hembusan sebanyak 2 kali dengan amplitudo 8 mm dan lama gempa 47-53 detik.
Selanjutnya, gunung tertinggi di Jawa ini juga mengalami 2 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-28 mm, S-P 18-26 detik dan lama gempa 49-97 detik.
"Untuk pengamatan visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut," papar dia.
Sementara Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan status Gunung Semeru masih pada level III atau siaga.
Dengan demikian, masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat dan para penambang pasir untuk waspada terhadap lahar dingin Gunung Semeru yang mengalami erupsi.
"Kami terus menyosialisasikan dan mengimbau warga untuk waspada apabila hujan mengguyur puncak Semeru. Para penambang diimbau menjauhi daerah aliran sungai sepanjang DAS Semeru," imbuh dia.
Masyarakat juga dilarang beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
Hal ini karena berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News