Intoleransi Subur di Kalangan Anak Muda, Pak Jokowi Bisa Apa?

16 November 2019 17:30

GenPI.co - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik menyatakan bahwa tren intoleransi di kalangan anak muda terdidik makin kuat dari tahun ke tahun. 

Meski demikian Taufan menyebut menguatnya intoleransi belum mengarah ke diskriminasi. 

BACA JUGA: 4 Cara Kuno Ini Bikin Hubungan Asmara Membara

Hanya saja, katanya, intoleransi yang menguat ini perlu diantisipasi pemerintah.

"Ini kan bibit-bibit ya. Kalau tidak diantisipasi akan mengarah kepada sikap intoleransi yang lebih jauh seperti diskriminasi, mempersekusi, mengusir orang dan sebagainya," jelas Taufan menyampaikan hal itu usai menghadiri diskusi dengan tema Meneguhkan Toleransi Merawat Kebhinnekaan Indonesia di Jakarta Pusat, Jumat (15/11). 

BACA JUGA: Nggak Nyangka Pesona Alami 4 Zodiak Ini Bikin Terperangah

BACA JUGA: Iwan Fals Bingung, Kenapa Lebih Sayang Cucu daripada Anak?

Mengacu penelitian bersama Komnas HAM, media dan lembaga pemerhati HAM, intoleransi di kalangan anak muda terdidik sudah di atas 50 persen pada 2018.

Menurutnya, tren peningkatan intoleransi terus terjadi sejak 2012.

BACA JUGA: Dahulu Pak Harto Minta TNI Menggiring Gajah, Pak Jokowi Bisa Apa?

"Sekarang kecenderungan sikap intoleransi ini sudah di atas 50 persen dari yang tadinya baru 20-an persen. Ada kondisi yang meningkat terus sejak 2012 hingga 2018," kata dia.

Taufan membeberkan, intoleransi di kalangan anak muda itu terjadi pada rentang usia 15-35 tahun. Peningkatan intoleransi itu terlihat menonjol pada kalangan muda kelas menengah yang tinggal di kota.

BACA JUGA: Gagahnya Prabowo, Malaysia pun Menyambut dengan Upacara Militer

"Jadi, kalau dibandingkan orang kota dengan orang desa, yang justru meningkat itu orang kota," lanjut dia.

Taufan lantas mencontohkan tindakan nyata intoleransi di kalangan anak muda terdidik. 

BACA JUGA: Pelaku Penyiraman Cairan Kimia Tertangkap, Ini Dia Tampangnya

"Contohnya saat individu beragama A ditanya jika ada individu dari agama lain beribadah di dekat tempat tinggalnya, dia menyatakan menolak," ungkap dia. 

Selain itu, contoh lain intoleransi adalah yang berkaitan dengan pergaulan. Tidak sedikit individu yang ingin bergaul dengan rekan seagama saja.

BACA JUGA: Menhan Dipuji Setinggi Langit, Pengamat: Prabowo Cerdas!

BACA JUGA: Mas AHY Pamer Tubuh Atletis, Netizen Langsung Mimisan

"Yang paling dasar yakni bagaimana dia bergaul. Misalnya di lingkungan kerja ada keinginan untuk bergaul dengan yang seagama, sesuku, dan sebagainya," tutup Taufan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co