Jelang Hari AIDS Sedunia, Durex Luncurkan Hasil Survei Reproduksi

GenPI.co - Reckitt Benckiser (RB) perusahaan alat kontrasepsi Durex, kembali meluncurkan secara lengkap hasil survei terkait kesehatan reproduksi dan edukasi seksual.

Acara yang digelar (21/11), dalam rangka untuk memperingati Hari AIDS Sedunia yang berlangsung pada 1 Desember mendatang. 

Survei yang melibatkan lima kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya dan Yogyakarta dengan mengambil 1.500 responden dengan mencakup beragam status baik wanita dan pria. Sebanyak 500 orang yang terdiri dari remaja, 61 persen anak muda mengaku takut mendapatkan penghakiman dari orangtuanya ketika mereka ingin bertanya tentang pendidikan seks. Artinya, para remaja lebih percaya pada tenaga kesehatan atau dokter untuk berdiskusi seputar pendidikan seks.

BACA JUGA : Pro Kontra RKUHP, Aturan Kontrasepsi Demi Cegah Seks Bebas Anak

Sedangkan dari sisi orangtua, mereka sendiri merasa bimbang dalam menyampaikan topik seks. Dan sebanyak 59 persen diantaranya mengaku tabu jika berdiskusi dengan anak mengenai kesehatan reproduksi. 

Sementara sebanyak 63 persen orangtua merasa khawatir, jika memberikan edukasi perihal aktvitas dan kesehatan seksual seolah memperbolehkan anaknya melakukan hubungan seksual pra nikah.

“Hasil dari survey yang berhasil kami himpun, Infeksi menular seksual di antara anak remaja menggunakan alat kontrasepsi paling tidak pernah dibicarakan, dan juga tidak setia pada satu pasangan termasuk juga tidak pernah dibicarakan oleh remaja dan orangtuanya,” Ujar dr. Helena Rahayu Wonoadi, Direktur CSR Reckitt-Benckiser Indonesia, pada pembukaan acara Eduka5eks di Jakarta, Kamis, (21/11).

BACA JUGA : Waduh, Undangan Pesta Seks Sesama Jenis Nyebar di Tangsel

Mirisnya kurangnya pengetahuan dan diskusi tentang pendidikan seksual masih sangatlah minim, mengingat salah satu faktanya yang berkembang aspek tabu dan stigma sosial menjadi tantangan besar.  

“Memahami situasi ini, kami mendorong konsumen Indonesia untuk menormalisasi dan mengkomunikasikan edukasi seksual,” katanya. (*)