Kekuatan Tak Kasatmata itu Membawaku ke Laut Dalam

10 Januari 2020 20:00

GenPI.co - Saat itu aku masih duduk di bangku perkuliahan semester 4, salah satu universitas terakreditasi A di Jakarta, Jurusan Desain Komunikasi Visual.

Liburan pun telah tiba, setelah habis dibantai oleh berbagai macam tugas yang menyiksa. 

BACA JUGA: Menhan Prabowo Menghadap Presiden, Strategi di Natuna Wow Banget

Nyaris tidak tidur tiga hari lamanya. 

Setelah menyelesaikan Ujian Akhir Semester, aku dan beberapa temanku memutuskan berlibur sejenak untuk menghilangkan penat. 

Pilihan kami tidak terlalu jauh, hanya sebuah pulau di kepulauan seribu. 

BACA JUGA: Bupati Ini Cantiknya bak Bidadari, Netizen: Jadi Nggak Mau Pulang

"Guys! Jumat subuh kita udah kumpul di Angke ya buat nyebrang, perahu kita jam 6 pagi," teriak salah satu temanku Yuka, yang cukup dituakan di kelompok.

Mendengar teriakan tersebut rasanya aku semakin tidak sabar untuk pergi berlibur. 

Aku benar-benar sudah bosan, dengan semua kertas gambar dan berbagai software editing yang sudah nyaris 99% rendering tiba- tiba not responding. 

Huh! baiklah mari nikmati liburan ini sejenak.

BACA JUGA: Strategi China Provokasi di Laut Natuna, Ini Kata Peneliti...

Setelah semua sepakat akan keberangkatan. Hari itu kami tidak lama untuk nongkrong di kantin kampus seperti biasa. 

Semuanya harus beristirahat setelah menahan mata berhari-hari begadang dan menyiapkan berbagai perlengkapan untuk keberangkatan besok subuh, dengan kapal nelayan menuju pulau liburan kami.

BACA JUGA: PDI Perjuangan Tolak KPK Geledah Kantor DPP, Ini Alasannya...

Kami semua pun berpisah dari kampus dan pulang kerumah masing-masing.

Sesampainya dirumah, aku segera menyiapkan berbagai pakaian dan perlengkapan untuk menginap tiga hari dua malam. 

Tidak lupa memasukan baju berenang. Karena rasanya nggak afdol bila ke pantai tapi tidak menikmati lautnya.

BACA JUGA: Strategi Menhan Prabowo Sangat Cool, Ternyata Ini Situasi Natuna

"Selesai! semua udah rapi tinggal stamina perlu dijaga, biar liburannya jadi maksimal," ucapku sambil menutup resleting tas, kemudian pergi tidur.

Waktu menunjukan pukul 05:30 WIB di sebuah tempat yang penuh dengan aroma ikan, ya pelabuhan Angke. 

Kami berkumpul disebuah warung kecil yang menjual berbagai makanan untuk mengisi perut sejenak. 

BACA JUGA: Iran Serang Pangkalan Amerika di Irak, Ternyata Salah Sasaran?

Agar saat di kapal tidak merasa mual dengan laut yang katanya ombaknya cukup tinggi, karena semalam rupanya hujan cukup deras.

"Guys! yuk merapat ke dekat kapal, bentar lagi kelompok kita di panggil," ucap salah satu temanku.

"Atas nama Yuka, 8 orang," teriak salah satu orang dari atas kapal yang akan kami naiki.

"Ya kami," ucap Yuka.

Kami pun memasuki kapal, duduk dan mencari posisi yang nyaman untuk menempuh perjalanan menyebrang selama kurang lebih 1 jam dari Jakarta.

BACA JUGA: Jika Pria Katakan Ini, Dijamin Bikin Wanita Meleleh Tak Karuan

Sesampainya kami di pulau tujuan, matahari terasa sangat terik menyambut kami. 

Kami pun segera menuju ke home stay yang sudah kami sewa selama tiga hari dua malam di sini. 

Selama perjalanan menuju rumah singgah, mataku seakan tidak bisa berhenti melihat ke arah laut, rasanya ingin cepat-cepat menyatu bersama dinginnya air.

BACA JUGA: Wow... Malam Ini Ada Kejadian Luar Biasa di Langit Indonesia

Sesampainya di penginapan, kami segera memilih kamar dan merapikan diri agar dapat menikmati berbagai wisata yang ada di pulau ini. 

Pasalnya, hari pertama ini kami akan mendatangi sebuah penangkaran hiu dan menikmati matahari terbenam dipinggir pantai. 

Indahnya tempat ini, saat matahari dan air laut mulai naik, akan menenggelamkan sedikit demi sedikit pasir dipantai sehingga terlihat seperti gundukan-gundukan pulau kecil.

Pada malam harinya, kami hanya menikmati hidangan ikan yang ada di saung-saung di pinggir pantai untuk makan. 

Sambil berbincang dan bermain kartu, kelompok kami pun menyepakati untuk melakukan snorkeling keesokan paginya. 

Wah rasanya benar-benar tidak sabar menunggu pagi. 

Pagi pun tiba. Semua segera bergegas menuju salah satu kapal nelayan yang sengaja kami sewa lengkap dengan berbagai perlengkapan snorkeling.

Di mana untuk snorkeling ini kami dipandu oleh satu orang yang menyewakan alat-alat tersebut.
 
Tidak lama, kami semua segera menggunakan berbagai perlengkapan snorkeling, mulai dari life jacket, kacamata, hingga alat bantu bernafas. 

Setelah siap kami semua segera dibawa ke tengah laut lepas. Tentu tempat tersebut adalah area yang biasa digunakan untuk wisatawan melihat keindahan bawah laut.

"Pokoknya, setelah turun nanti jangan berenang terlalu jauh dari kapal ya," jelas pemandu snorkeling tersebut, sambil menunjukan batasan dan memberikan remahan roti untuk memberi makan ikan agar mendekat pada kami. 

Satu demi satu temanku pun loncat kedalam air. 

Aku yang melihat mereka sangat seru terapung dengan asiknya, tak sabar juga ikut turun. 

Saat sudah di air aku benar-benar melihat berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan, koral, ikan, hingga bulu babi.

Rasaku benar-benar menyatu dengan alam, sesekali aku melihat ke atas permukaan air untuk memastikan agar aku berenang tidak terlalu jauh dari perahu. 

Rasa bahagiaku pada bawah laut semakin membuat aku ingin terus dibawah dah tidak ingin naik. 

Sesekali aku melepaskan remahan roti yang ada di tanganku hingga banyak ikan yang datang mendekat, menyerbu makanan.

Setelah habis, aku melihat ada satu ekor ikan yang berenang mendekatiku.

Tak lama ia seperti berusaha mengigit tanganku, padahal sama sekali tidak ada remahan yang tersisa. 

Aku pun berusaha berenang menjauh dari ikan kecil berwarna hitam cokelat tersebut, tetapi ia terus mengikuti aku.

Hingga akhirnya aku memperhatikan ikan tersebut, dan berenang mengikuti arah ikan itu berenang.

Aku pun memastikan apakah masih banyak jenis seperti ikan tersebut sedang berkumpul. 

Tak sadar aku terlena mengikuti ikan tersebut.

Aku seolah terhipnotis aura bawah laut ini, dan rasanya air laut terasa dingin tak lagi hangat. 

Aku pun juga melihat sekitarku sudah jarang adanya terumbu karang kecil, melainkan bebatuan besar sepeti goa. 

Saat melihat ke arah bawah, aku melihat banyak sekali sampah perabotan seperti sepeda roda tiga, televisi, teko stainless, hingga meja kayu yang tampak sudah lapuk.

"Seperti ada kehidupan lain di sini," celetukku dalam hati seraya tersenyum tipis, dan terus berenang maju.

Tanpa aku sadari, tubuhku seperti bergerak mendekat berbagai perabotan tersebut.

Tak bisa lagi kuhentikan, aku sangat ingin menyentuh langsung berbagai barang tersebut. 

Sepertinya ada kekuatan tak kasat mata untuk menyuruhku datang mendekat.

Hingga akhirnya aku sadari, kekuatan tak kasat mata itu menguasaiku untuk memintaku mendekat ke tempat tersebut.

Ia semakin kuat untuk menguasaiku. Aku pun berusaha kembali menguasai fokus diri dengan beberapa kali menggelengkan kepala. 

Anehnya, saat membuka mata, aku sangat terkejut, karena tidak tahu tahu aku berada di mana.

Lautan tersebut tampak kosong, sangat luas, tetapi nyaris tidak ada apapun disekelilingku.

Saat melihat ke bawah, aku seperti melihat jurang besar tanpa dasar yang sangat gelap. 

Tersadar, aku pun panik. 

Saat itu aku hanya berusaha berenang ke atas agar dapat merasa lebih aman.

Aku berusaha berenang secepat mungkin ke atas.

Tanpa sadar, nyatanya dari tadi aku sama sekali tidak mengambil nafas sama sekali. 

Seperti ada kekuatan tak kasat mata yang terus membawa aku berenang lebih dalam dan dalam lagi. 

Rasa takut pun akhirnya aku rasakan lagi.

Air laut kembali terasa hangat dan cahaya mulai terlihat. 

Sesampainya di atas permukaan aku melepas kacamataku untuk mencari di mana kapal dan teman-temanku. 

Rupanya, mereka berada sangat jauh dari posisiku, aku pun tidak sadar berenang sudah sejauh itu.

"Guys! itu acayyy! cayyyy sini gila lo berenang jauh banget kita semua panik lo nggak muncul-muncul," teriak salah satu temanku dari kejauhan di atas kapal.

Perasaanku menjadi sangat lega saat itu, karena sudah bisa kembali mendengar suara teman-temanku. 

Aku tidak mengerti apa yang menarik tubuhku dan seolah menghipnotisku di kedalaman laut itu.

Apalagi hal tersebut membuatku bisa berenang sejauh dan sedalam itu. 

Setelah aku kembali ke atas kapal. Rupanya, aku sudah dicari selama setengah jam lamanya. 

Hingga saat ini, aku pun takut kembali menyatu dengan laut dalam sendirian.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co