Ketika Tarian Gandrung Banyuwangi Pentas di Dasar Laut

04 April 2018 21:46

Atraksi menarik ditampilkan dalam Basring Underwater Festival di Banyuwangi. Sebanyak 23 penari Gandrung dan pemusiknya menggelar pentas tari bawah laut di perairan Bangsring, Rabu (4/4/2018).

Siang itu, di kawasan wisata bahari Bangsring Underwater penuh pengunjung. Diantara kerumunan itu tampak para penari Gandrung, lengkap dengan  kostum. Selain mengenakan ornamen Gandrung, seperti omprok, selendang, kipas tangan, kaus kaki, dan perlengkapan gandrung lainnya, para penari ini juga memakai peralatan selam lengkap dengan tabung oksigen di punggungnya. Mereka bersiap akan melakukan penyelaman bawah laut sambil menari Gandrung. 

Usai Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang membuka festival tersebut mengenakan omprok (mahkota penari Gandrung) ke salah satu penari. Tak lama setelah itu mereka pun menyelam menuju panggung pentas di kedalaman 10 meter.  Agar tak merusak terumbu karang, panggung pentas itu menggunakan anyaman bambu.

Sebanyak 12 penari, 8 pembawa umbul-umbul, dan tiga pemusik gandrung melakukan atraksi tari. Para penari terlihat melenggak-lenggok di kedalaman laut dengan latar belakang terumbu karang, mengikuti irama dari pemusik yang membawa kenong dan gong. Beberapa kali terlihat ikan berenang di sekitar para penari. Sementara mereka beraksi di kedalaman air, penonton di atas melihat-lihat dengan penasaran. Sebagian besar dari mereka mengabadikan momen unik itu dalam bentuk foto dan video.

"Ini adalah pengalaman pertama saya menari gandrung, dan langsung di dasar laut, lagi. Mendebarkan, tapi pengalaman yang keren," kata Mega Zalzalah (20), salah satu penari asal Banyuwangi usai melakukan penyelaman. 

Mega mengaku telah berlatih selama dua bulan bersama teman-temannya. Satu bulan pertama digelar di darat untuk menyesuaikan gerakan, karena tidak semua peserta adalah penari gandrung. Satu bulan berikutnya mulai berlatih di kolam untuk penyesuaian dengan kondisi laut. Untuk pelatihan di dasar laut, digelar selama dua hari.

Mega merasakan perbedaan yang sangat besar antara meanari di darat dengan di laut. Tentu saja lebih berat menari di dalam laut. “Harus berjuang melawan arus laut, karena massa tubuh kita lebih ringan saat di dalam air. Jadi selain diberi sabuk pemberat, harus bisa mengatur pernapasan agar badan bisa stabil dan tidak terangkat. Tapi seru, saya bangga bisa terlibat,” ujar Mega. 

Setelah menari sepuluh menit di dasar laut, mereka pun satu persatu naik ke permukaan. Saat mereka semua muncul, penonton yang berada di rumah apung langsung bertepuk tangan gemuruh. Penonton terlihat lega melihat para penari berhasil menjalankan tugasnya. 

Peserta lain bernama Fathur Rayyan juga tak bisa menyembunyikan rasa gembira. Fathur mengungkap, bukanlah hal mudah untuk menari di dasar laut apalagi mengenakan kostum lengkap gandrung.  Menurutnya, yang paling sulit adalah menyesuaikan keseimbangan.

“Agar seimbang selendang diberi pemberat timah. Properti tari dimodifikasi agar bisa digunakan di dalam laut. Kipas dikaitkan ke rompi selam. Omprog dimodifikasi menggunakan bahan kedap air agar tidak rusak di dalam air. Jadi persiapannya memang khusus,” jelasnya. 

Para penari dan pemusik ini merupakan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, yang memiliki sertifikasi diving. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) tersebut, sebelumnya pernah mengadakan penelitiann di kawasan Bangsring.

“Kami diajak pengelola di sini untuk terlibat, langsung kami iyakan. Semoga ada lagi moment seperti ini,” harap Mega.

Selain tari Gandrung, dalam Basring Underwater Festival tersebut, digelar beberapa kegiatan menarik lain. Kegiatan tersbut adalah "Nemo Dancing" (pengamatan ikan Nemo selama 48 jam), pelatihan produk olahan ikan, dan edukasi bahari kepada 250 pelajar Banyuwangi.  

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar memberikan apresiasi yang besar pada Basring Festival Underwater. Ia mengungkapkan, itu merupakan cara kreatif nelayan-nelayan Bangsring untuk melakukan sesuatu yang berbeda. ”Tidak hanya menggelar event semata, namun mereka juga menyisipkan edukasi bahari kepada kita, semua" papar Anas dalam sambutannya.

Anas mengatakan nelayan-nelayan Bangsring terus menunjukkan perilaku positif untuk mengembangkan daerahnya. Ini adalah bentuk partisipasi rakyat dalam memajukan daerah. “Mereka mengerjakan dengan kreatif, kini banyak wisatawan khususnya anak-anak akhirnya memilih laut sebagai pilihan berliburan. Dan syukur di Bangsring, mereka tidak hanya bisa bermain, namun ada sisi edukatif juga di sini," ia mengimbuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred
Basring   Underwater   Festival   2019   Gandrung  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co