Novel Kompromi, Romantisme Soesilo Toer dan Dunianya

18 Maret 2020 14:47

GenPI.co - Soesilo Toer merupakan salah satu penulis Indonesia yang sangat kondang. Soesilo juga merupakan adik kandung dari almarhum Pramoedya Ananta Toer, sastrawan dan penulis yang dikenal dunia. 

Banyak buku-buku bagus yang terlahir dari Soesilo Toer. Salah satunya, novel yang berjudul "Kompromi". 

Kompromi berkisah tentang Wonosari, Rusia, gadis-gadis, dan pandangan-pandangan politiknya. 

Ceritanya melompat-lompat dari Kamenka ke Wonosari kemudian ke Bogor. Beralih dari Darwati, Ekatarina dan Sri Dewi, sesuka hati penulisnya.

BACA JUGA: Novel Aku Terlahir 500 Gram dan Buta, Menguras Air Mata!

Membaca novel ini, rasanya seperti mendengarkan Soesilo Toer berkisah. Dengan fakta bahwa tokoh utama novel ini bernama ‘Sus’. 

Mungkin saat membaca novel ini, kamu akan berasumsi bahwa novel ini semacam autobiografi sang penulis, Soesilo Toer. Namun dari sisi romantisnya, Di setiap babnya yang tanpa judul.

Berlatar kisah di tahun 1969. Usia Soesilo Toer kira-kira 32 tahun saat menulis novel ini. 

BACA JUGA: Kedai 1001 Mimpi, Kisah Nyata Seorang Barista Jadi TKI 

Di usia tersebut, mungkin semangatnya untuk menulis aktivitas hidup dan kisah cintanya sedang menggebu-gebu. 

Novel ini berisi nasihat-nasihat perihal cinta. Seperti sebuah kalimat yang ia hidangkan dalam novel tersebut "Hidup wanita punya seni tersendiri bagaimana memikat laki-laki. Karena itu, jangan dengar omongannya, tapi carilah artinya,".

Nasihat yang diperuntukan untuk laki-laki dalam memahami perempuannya. Nasihat-nasihat soal cinta kasih ini muncul dalam narasi soal ‘tiga gunung ayu’ alias tiga tokoh perempuan utama dalam cerita yaitu Darwati, Sri Dewi dan Ekatarina.

Bukan cuma perihal cinta, novel ini juga sedikit banyak memberi gambaran soal kehidupan yang kadang melompat dari satu hal ke hal lain, bahkan secara tiba-tiba dan tak terduga. 

Salah satunya dalam kutipan, “Hidup ini memang sesuatu yang tidak bisa direncanakan, ia tumbuh dan mati di luar kemauan manusia itu sendiri”.

Kutipan tersebut sangat realistis. Karena, manusia hanya bisa berencana, tanpa tahu rencananya tersebut bisa atau tidak terlaksana. 

Novel ini memang menawarkan hiburan dan petuah-petuah dalam kehidupan. Membaca novel ini, kita seolah-olah seperti dibawa serta dalam cerita tersebut. 

Buku ini sangat cocok menjadi teman perjalananmu, atau menemanimu saat luang waktumu. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co