Cerita Keajaiban Bandara Halim dan Soetta Saat Dikepung PSBB

14 April 2020 06:45

GenPI.co - Banyak cerita menarik yang bisa dikulik dari bandara Halim dan Soetta saat dikepung PSBB. Terbatasnya ruang gerak, ternyata tak membuat kedua bandara di bawah Angkasa Pura II itu menjadi lumpuh saat pandemi virus corona.

Bayangkan, saat PSBB, ruang gerak kedua bandara itu menjadi sangat terbatas. Logikanya, Halim dan Soetta bakal lumpuh tak berdaya. 
Coba simak alasannya. Pertama, keterisian pesawat maksimal 50%. Kursi harus dibuat selang seling. 

BACA JUGA: Jurus Angkasa Pura II Lawan COVID-19, Ternyata…

Yang kedua, slot time dikurangi. Jumlah pesawat yang terbang berkurang, waktu penerbangan berkurang, kapasitas juga ikut berkurang. 

Yang ketiga, ada aturan main PSBB 100% yang diterapkan di sekitaran dua bandara AP II. Soetta dan Halim dikepung daerah PSBB, DKI, Bogor, Kab. Bogor, Bekasi, Tangerang, Kab Tangerang, Tangsel.

Ternyata, semua bayangan kewalahan dan ketidakberdayaan tak terjadi. Bandara Halim dan Soetta tetap beroperasi. Bahkan, protokol kesehatan PSBB juga ikut dijalankan dua bandara itu. 

Ada Minimum Operation di Terminal 1B, 1C. Sementara Terminal 2F ditutup. Pelayanan dilakukan selama 24 jam di Terminal 1A, 2D, 2E dan seluruh Terminal 3.

“Kami telah menyesuaikan operasional menjadi Minimum Operation di Bandara Soekarno-Hatta. Ini dapat mendukung implementasi penuh PSBB di Banten,” terang President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.

BACA JUGA: Wajah Baru Soetta dan Halim Perdanakusuma Saat PSBB

Status Minimum Operation juga membuat Bandara Soekarno-Hatta dapat menerapkan konsep kerja dari rumah (work from home/WFH) bagi para karyawan. Total, ada sebanyak 1.139 karyawan administrasi dan operasional yang saat ini menjalankan WFH. 

“Slot time di Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma sudah berkurang. Frekwensi penerbangan juga berkurang karena masyarakat memenuhi arahan WFH dan PSBB DKI Jakarta. PT Angkasa Pura II dan maskapai juga memastikan jumlah penumpang pesawat maksimal 50% pada setiap penerbangan.” 

Jumlah penumpang di transportasi publik seperti bus juga mengikuti peraturan. Kapasitasnya di set maksimal 50% dari daya tamping.

Kehadiran fisik petugas customer assistant di terminal penumpang ditiadakan. Layanannya diubah menjadi virtual melalui video call.

Layanan ini disebut dengan Virtual Customer Assistant (VICA) dan bisa diakses melalui aplikasi Indonesia Airports (INAirports) di iOS dan Android. 

VICA bisa dijumpai juga di situs www.angkasapura2.co.id, dan melalui Zoom dengan memasukkan meeting ID atau QR Code untuk masing-masing bandara. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co