Mitos Perang Sampit Suku Dayak Hingga Kesaktian Panglima Burung

26 April 2020 18:40

GenPI.co - Tentu kita masing mengingat sebuah konflik yang terjadi pada 2001, perang antara etnis asli suku Dayak pribumi dengan pendatang Madura. 

Perang tersebut terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah.

Saat perang yang kemudian terkenal dengan nama perang Sampit ini, banyak media asing bermunculan untuk menyoroti kejadian sadis tersebut. 

Sebenarnya, perang ini dipicu pada era 1930-an. Yaitu saat pemerintah Belanda mengeluarkan perintah transmigrasi kepada warga Madura untuk pindah ke wilayah Sampit, Kalimantan Tengah.

BACA JUGA: Danau Semayang, Destinasi Alam Baru di Kalimantan Timur

Diketahui, warga Madura yang lebih piawai berdagang ini malah mendominasi sejumlah sektor bisnis stratgis hingga menggeser kedudukan suku etnisnya sendiri, yakni Dayak. 

Perang Sampit kembali ramai diperbincangkan di tagar Twitter dengan hastag #perangsampit, Sabtu, (26/4/2020).

Dilansir dari berbagai sumber, konflik ini memang sering terjadi. Hanya saja puncaknya di bulan Februari 2001. 

Saat itu, dikabarkan perang mengakibatkan kematian hingga 500 orang. Bahkan beberapa warga Madura terpaksa kehilangan tempat tinggal.

Namun dari semua hal yang terkuak di luar, sebagian masyarakat mendengar isu saat perang etnis terjadi. Seperti ritual mistis masyarakat Dayak yang sakti dan aksi sadis penggal kepala.

BACA JUGA: Wanita Dayak Cantik dan Penuh Pesona, Ternyata Ini Rahasianya

Menurut kabar, Dayak memakai roh Panglima Burung yang disebut Pangkalima. Ini adalah tokoh mitos yang dipercayai untuk melindungi dan mempersatukan suku Dayak. 

Cara roh ini bekerja dengan masuk ke dalam raga seseorang, dan menolong suku Dayak yang sedang di posisi terancam atau melakukan perang.

Ritualnya sendiri disebut Ngayau atau Kayai, yakni perburuan kepala. Maka dari itu, perang yang terjadi lalu mengakibatkan warga Madura dihabisi dengan cara penggal kepala, sangat sadis.

Praktik tersebut dianggap sudah tidak ada, tapi kerusuhan sporadis masih terjadi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co