GenPI.co - Salah satu alasan mengapa anak remaja lebih berisiko terhadap bahaya dari junk food adalah otak yang masih dalam fase perkembangan.
Selama masa remaja, korteks prefrontal, yaitu bagian otak yang terlibat dalam pengaturan diri dan keputusan, sedang dalam proses perkembangan. Akibatnya, anak remaja sulit untuk menolak makanan yang tidak sehat.
BACA JUGA: Tips Menjaga Kesehatan Tulang dan Daya Tahan Tubuh untuk Wanita
Pada saat otak masih dalam proses kematangan, remaja cenderung mengambil keputusan tanpa memikirkan bahaya bagi tubuh untuk menyenangkan diri mereka.
Hal ini dikarenakan korteks prefrontal adalah bagian otak yang paling terakhir mengalami masa perkembangan.
Apabila kebiasaan makan junk food tidak dihentikan, otak akan mengalami perubahan fungsi dan struktur.
Salah satunya adalah mengubah sinyal dan bisa menghambat pelepasan hormon dopamin.
Pasalnya, ketika manusia dengan otak yang masih mudah melakukan sesuatu yang menyenangkan, dopamin mendorong Anda untuk melakukan hal tersebut kembali.
Hal ini termasuk dalam konsumsi junk food, sehingga terlihat jelas dapat menimbulkan bahaya bagi otak remaja.
Terlebih lagi, ketika remaja terlalu merangsang otak melalui makanan cepat saji, kontrol kognitif otak akan memburuk seiring dengan pertumbuhan mereka.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya pola makan sehat yang dapat memperbaiki fungsi pada otak.
BACA JUGA: Manfaat Asam Jawa bagi Kesehatan yang Sayang Dilewatkan
Oleh karena itu, sudah saatnya para orang tua mulai mengajak anak remaja untuk menjalani pola makan sehat untuk menghindari bahaya junk food terhadap otak mereka. (hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News