GenPI.co - Batik menjadi fesyen yang tidak pernah lekang waktu. Namun, harga kain batik tergolong mahal karena proses pembuatannya yang rumit.
Tapi kini proses pembuatan batik mengikuti zaman kekinian. Apalagi kalangan milenial juga suka mengenakan batik di zaman now.
Proses pembuatan batik sendiri dengan cara melukis kain dengan canting berisi lilin malam, kemudian diberikan warna.
Akan tetapi saat ini banyak sekali perajin batik yang sudah beralih menggunakan pewarna alam, agar fesyen tersebut dapat digunakan dengan jangka waktu panjang dan ramah lingkungan.
BACA JUGA: Diterpa Pandemi, Ini Pesan Direktur BRI agar UMKM Fesyen Bertahan
Namun, untuk memberikan warna alam, perajin harus menggunakan kain dengan bahan alam juga. Hal ini agar warna alam tersebut dapat diserap dengan baik oleh kain.
Seperti yang dilakukan oleh Sancaya Rini, Founder Kana Goods kepada GenPI.co, belum lama ini.
“Harus memilih bahan-bahan yang mudah mengalami penyerapan warna alam, tidak boleh ada polister dan mengadung serat-serat alam, misalnya cotton, linen, dan sutra,” ujar Sancaya Rini.
BACA JUGA: Tren Busana 2020: Baju Rumahan Juga Keren Tampil di Rapat Zoom
Selain itu, untuk menghasilkan batik kekinian dan digemari oleh anak milenial, dia membuat motif batik dengan sederhana.
“Kami hanya membuat batik tulis yang diakui UNESCO, karena kami ingin mengenalkan bahwa batik itu proses bukan motif,” pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News