Lewat Pembinaan Pokdarwis, Blora Terus Gelorakan Pariwisata

18 Februari 2019 19:25

Kepala Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Slamet Pamuji mengemukakan, saat ini pariwisata sudah menjadi tren dan kebutuhan masyarakat. Hal terbsebut membuat pariwisata menjadi pasar yang tidak bisa diabaikan. 

Hal itu disampaikanya dalam sambutan acara  Pembinaan kepada Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) dan pelaku usaha wisata kubupaten Blora. Acara tersebut diselenggarakan di ruang pertemuan joglo kawasan pengembangan wisata Seloparang, Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon,Senin (18/2/2019).

“Sekitar 900 ribu warga Blora, saat ini butuh wisata. Bagi yang mampu, memungkinkan berwisata ke luar daerah. Namun bagi yang hemat, cukup di lokasi wisata lokal. Mereka butuh antara lain berswafoto di lokasi wisata. Wisata menjadi tren dan kebutuhan,” jelas Slamet.  

Menurutnya, Blora punya potensi yang bisa dikelola dengan baik. Tidak harus ada laut, gunung seperti yang dimiliki wilayah lain. 

“Blora, cukup memiliki potensi yang cukup menarik wisatwan. Ketika pariwisata bergerak maka semuanya akan mengikuti bergerak,” katanya.

Kegiatan pembinaan ini menghadirkan narasumber dan trainer   Eko Suseno HRM Ia adalah praktisi dan motivator pariwisata dari UKSW Salatiga. 

Eko mengatakan, Sapta Pesona harus mendarah daging bagi pokdarwis. Sebab, pokdawris tidak hanya berperan dalam bisnis pariwisata, tetapi juga bertanggung jawab dalam sosialisasi kepada masayarakat.

“Stakeholder terkait harus mampu memberdayakan seluruh komponen/elemen desa wisata untuk menciptakan produk barang/jasa atau karya lain yang bernilai ekonomi tinggi, bersifat unik dengan menggali dan mengembangkan potensi desa atau wilayah sekitarnya yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif berbasis kearifan lokal dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Sementara nara umber lainnya Mohammad Yusuf dari Hotel Arra Amandaru Cepu menyampaikan sosialisasi perencanaan desa wisata.  

Peserta nampak antusias ketika Bupati Blora Djoko Nugroho hadir memberikan arahan dan memberi dukungan kepada pokdarwis. 

“Jangan dianggap enteng pengelolaan destinasi wisata. Kita jangan bicara muluk-muluk. Apalagi masalah negara atau luar daerah. Kita merawat (ngopeni, red) Blora saja sudah kuwalahan,” kata Bupati Blora Djoko Nugroho. 

Bupati Blora menceritakan, ketika membangun jalan di wilayah Peting-Pilang-Menden dan   Getas dengan anggaran Rp20 milyar, sama sekali tidak ada ucapan terima kasih dan menjadi viral di media sosial. 

“Dibandingkan ketika saya membangun taman 1000 lampu Cepu, atau taman perbatasan Gagakan dengan anggaran Rp100 juta hingga Rp1 milyar, namun kenyataannya menjadi viral luar biasa,” katanya. 

Tiap tahun menjelang pergantian tahun baru, dengan anggaran Rp200 juta, mampu menyedot dan menarik perhatian ribuan warga masyarakat.   

“Yang datang banyak sekali, jajanan, kuliner, mainan laku terjual. Ini artinya kekuatan wisata sangat luar biasa. Oleh karena itu, bagi pokdarwis sudah melakukan upaya dengan baik, saya mendukung dan mengucapkan terimakasih,” katanya. 

Bupati Blora juga berharap, agar pokdarwis bisa lebih inovatif supaya wisatawan bisa datang ke lokasi yang dikelola. 

“Sambil jalan kita perbaiki pelan-pelan. Siapkan sumber daya manusianya, bagaimana cara menyapa dan teknis menyambut orang. Wisata itu, bagaimana caranya orang bisa datang berkunjung. Sambil jalan nanti kita bantu,” katanya. 

Masih menurut bupati, pokdarwis harus mampu mengajak warga bangga, dan  mempromosikan potensi wisata yang dimiliki agar dikunjungi. 

Bupati Blora mencontohkan kawasan Seloparang, Wono Aji di Kedungtuban baru dibangun sedikit saja sudah banyak dikunjungi.

“Berat memang mempromosikan daerah, lelah dan pegal. Kadang dicemooh orang. Tapi sekali lagi saya senang akan semangat dan upaya pokdarwis,” imbuh Djoko Nugroho. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co