Dinas Pariwisata Wonosobo Ajak Pegiat Wisata Kembangkan Ekowisata Via Pelatihan

22 Februari 2019 18:10

Wonosobo punya produk khas lokal seperti purwaceng dan carica. Potensi tersebut bisa dikembangkan di berbagai aspek agrowisata dan ekowisata. Permasalahannya adalah dibutuhkannya kemampuan. Mulai dari menyeimbangkan pemeliharaan lingkungan hingga  pengembangan dayatarik wisata, hingga pengembangan ekonomi pariwisata serta pemeliharaan kearifan lokal.

Berlatarbelakang isu tersebut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Wonosobo mengadakan Pelatihan Pengembangan Ekowisata dan Agrowisata untuk para pegiat pariwisata. Diselenggarakan di desa Reco, Kertek, Wonosobo, 18-20 Februari, kegiatan tersebut diikuti di berbagai Komunitas/Desa di Kabupaten itu.

Menurut Edi Santoso, Kabid Destinasi Pariwisata Disparbud Wonosobo, kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahua peserta. Mereka dibekali dengan untuk mengidentikasi daya tarik ekowisata dan mengembangkan kekhasan ekowisata di lingkungannya.  

“Penyajian materi dilaksanakan dari pagi hingga sore tiap harinya selama 3 hari kerja. Tiap hari ada praktek dan pendampingan pengerjaan tugas kelompok, dan peserta live in di rumah penduduk”, jelas Edi.

Edi menambahkan, pelatihan kali ini sebagai awal membuka wawasan dan pemahaman peserta , sebagai relawan ecopark di komunitas dan desanya. Harapannya, setelah pelatihan segera diadakan identifikasi dan maping potensi yg akan diciptakan menjadi destinasi produk eco wisata.

Ada kurang lebih 39 peserta dari 11 desa yang ikut menjadi peserta pelatihan. Mereka belajar bersama narasumber dan fasilitator dalam proses pelatihan dan pendampingan kerja. Narasumber yang diundang juga merupakan praktisi pengembangan masyarakat yang sudah berpengalaman dan kompeten.

Salah narasumber adalah Filipus Benito Lopulalan. Ia adalah seorang peneliti Community Development di Leiden University dan pernah mengelola majalah terkait wisata di Bali dan Lombok. Ia menyampaikan banyak hal terkait konsep-konsep teoritik, motivasi untuk mengelola suatu konsep wisata, hingga empowerment apa saja yang ada di lingkungan.

“Kami juga sedang memikirkan kemungkinan mengajar lebih lanjut mengenai pembuatan video promosi sederhana menggunakan smartphone,” ungkap Benito.

Asep Kurniawan, ahli permakultur yang merupakan salah satu fasilitator pun siap melakukan follow up penerapan pembangunan komunitas di daerah masing-masing.

“Akan ada pendampingan offline dan online hingga 5 tahun ke depan, ini akan jadi ajang latihan menciptakan kegiatan desa masing-masing dan bagaimana tiap peserta lintas desa bisa saling bekerjasama saling support,”terang Asep.

Yusup, peserta dari desa Tlogo, mengatakan bahwa sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini terutama untuk bisa lebih memaksimalkan potensi yang ada di desanya.

“Kita jadi bisa menggali kelebihan, kekurangan dan tahu apa potensi sebenarnya dan bisa dikelola maksimal seperti apa. Dari forum ini, saya semakin sadar bahwa selain pengembangan wisata berupa objek fisik, yang tidak kalah penting adalah pemberdayaan masyarakat,“ ungkap Yusup.

Sama halnya dengan Hermawan, peserta asal Pagerejo. Ia sangat merasakan manfaat dari agenda pelatihan yang diadakan.

“Acara ini sangat bermanfaat bagi pegiat wisata yang sudah lama maupun yang baru saja ingin memulai. Semoga ke depannya lagi ada pelatihan untuk menggali SDM dan SDA di Wonosobo,” tutur Hermawan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co