Ditanya Soal Senjata, Munarman Justru Ragukan Klaim Polisi

18 Desember 2020 22:55

GenPI.co - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman menanggapi tudingan yang menyebut 6 laskar FPI dibekali senjata api.

Munarman bersikukuh tetap tidak mengakui senjata api yang dituduhkan itu adalah milik FPI. Hal itu dikemukakan Munarman dalam acara Mata Najwa, Rabu (16/12).

BACA JUGA: Munarman FPI Makin Berani, Komentarnya Jleb Sekali

Munarman menegaskan laskar FPI tidak mungkin membawa senjata api dalam dalam proses pengawalan Habib Rizieq.

Sebab, di dalam kartu anggota FPI ada larangan khusus untuk tidak membawa senjata tajam, senjata api, serta bahan peledak.

"Tidak sama sekali, kita sudah cek ke keluarganya dan cek laskar yang masih hidup" kata Munarman seperti dikutip GenPI.co pada Jumat (18/12).

Terkait barang bukti senjata api yang diperlihatkan polisi, Munarman justru mempertanyakan dari mana senjata tersebut berasal.

Dikatakan Munarman, senjata yang diperlihatkan itu merupakan tipe senjata api yang mahal dan laskar tidak mungkin punya kemampuan membeli.

"Minimal Rp 20 juta, laskar kami nggak punya kemampuan membeli," katanya.

BACA JUGA: Komentar Munarman Bikin Bergetar, Polisi vs FPI Makin Panas

Munarman juga mempertanyakan jenis peluru dengan jenis pistol revolver yang dijadikan barang bukti oleh polisi.

"Nanti akan ketahuan kalau dilakukan penyelidikan oleh Komnas HAM. Kalau dilakukan sepenuhnya oleh polisi, kami nggak punya kesempatan untuk cross check," katanya.

Munarman lantas menjelaskan fungsi laskar FPI serta penamaan mereka yang kini jadi bahan pertanyaan di masyarakat.

Kata dia, penamaan laskar hanya bertujuan untuk membedakan antara anggota biasa dengan yang bukan.

"Tugasnya (Laskar FPI) untuk pengamanan setiap acara pengajian, lalu pengawalan kepada ustaz-ustaz atau pengurus FPI," ujar dia.

Selain itu, Laskar FPI disebut Munarman diperlukan sebagai langkah antisipatif terhadap berbagai kemungkinan.

Sebab, pada masa lalu pernah ada peristiwa berdarah yang membuat ustaz-ustaz diburu, dipersekusi, hingga dibunuh.

"Bahkan tahun 2019, di Bandung ada ustaz yang meninggal tidak tahu siapa pembunuhnya dan orang gila," katanya (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co