Please Jangan Dibaca! Analisis JK Ngeri Banget

30 Desember 2020 19:40

GenPI.co - Yang nggak kuat mental, mohon jangan baca ini. Ada analisi ngeri yang dikeluarkan Jusuf Kalla (JK). Ulasannya ngeri banget.

Kegelisahannya itu dikeluarkan JK saat menjadi keynote speaker Webinar Dewan Pakar Majelis Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI), beberapa waktu lalu.

Yang membuatnya gelisah adalah postur utang Indonesia yang sudah sangat besar. Ada defisit APBN yang sangat besar.

BACA JUGA: Ramalan Ngeri Nostradamus! Kim Jong Un Lengser di 2021

Jumlahnya sudah mengukir rekor sebagai yang terbesar dalam sejarah. Angka rilnya menembus Rp 1.000 triliun.

Lantas apa dampaknya bagi Indonesia? Apa masyarakat akan ikut merasakan kegetirannya?

Analisis JK sangat simpel. Melebarnya defisit anggaran, menurut dia, akan diikuti tersedotnya APBN hanya untuk membayar bunga dan cicilan utang. Jumlahnya tak logis.

Persentasenya diprediksi bakal menembus 40 persen dari APBN. 

“Bisa-bisa 30-40 persen anggaran kita di tahun berikutnya, hanya untuk membayar bunga dan mencicil utang. Itu yang kita hadapi,” kata JK.

Saat ini, defisit anggaran sudah mencapai 85 persen dari target yang ditetapkan dari Perpres 72 tahun 2020 yang sebesar Rp1.039,2 triliun.

Jumlahnya 6,34 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sementara untuk bunga utang, tahun ini pemerintah menargetkan pembayaran sebesar Rp338,8 triliun dan sebesar Rp373,3 triliun di 2021.

Tahun depan, defisit anggaran ditargetkan sebesar Rp1.006,4 triliun atau setara 5,7 persen dari PDB. Apa saran JK?

Ketua Dewan Masjid Indonesia ini menilai, menyelesaikan pandemi merupakan langkah utama yang harus dilakukan. 

BACA JUGA: Rusia Punya Senjata Dewa, Drone Amerika Bisa Rontok

Caranya, dengan vaksinasi. Namun, hal ini cukup menantang dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Benchmarking-nya bisa berkaca dari Amerika Serikat. Sebagai Negara yang kuat di segala sisi, Amerika hanya mampu melakukan vaksinasi 100 ribu orang per hari. 

Indonesia bagaimana? Ada 270 juta jiwa yang tersebar di 17 ribu pulau. 

“Kalau 70 persen saja penduduk yang divaksin maka harus 100 ribu perhari, prosesnya membutuhkan waktu sekitar 4 tahun. Kalau mau selesai setahun, ya 1 juta sehari,” ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co