Revitalisasi Kota Lama Semarang Molor Tiga Bulan

26 Maret 2019 16:48

GenPI.co - Proses revitalisasi Kota Lama Semarang molor tiga bulan dan baru rampung April 2019. Menurut Ketua Badan Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BPK2L), Hevearita Gunaryanti Rahayu, sebelumnya proses penataan memang ditarget rampung pada Desember 2018, namun karena ada kendala maka terpaksa diadendum hingga April.

Pada tahap pertama, proyek yang didanai oleh Kementerian PUPR ini meliputi revitalisasi wilayah Sayangan dan sepanjang Jalan Letjen Suprapto. Nantinya tahap kedua meliputi revitalisasi di kawasan rumah pompa, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bubakan yang ditarget rampung di akhir tahun ini.

“Karena awalnya di desain revitalisasi kota lama tersebut semua jadi satu. Ternyata dalam realisasinya harus dibagi menjadi dua tahap. Akhirnya semua berubah. Sebelumnya banyak keluhan dari masyarakat akan molornya pengerjaan revitalisasi kawasan cagar budaya ini. Selama ini hal yang belum dipahami masyarakat yaitu proses pengerjaan Kota Lama yang terbagi menjadi dua tahap,” terangnya, Selasa (26/3).

Dijelaskan, molornya pengerjaan revitalisasi yang cukup lama tersebutlah yang membuat banyak pertanyaan di benak masyarakat. Apalagi, selama ini, Kota Lama menjadi magnet wisatawan lokal maupun luar Kota Semarang.

Baca juga: Lewat Film Dapat Mengangkat Potensi Wisata Semarang

Sehingga wajar jika penyelesaian revitalisasi sangat ditunggu. Diaku, molornya pengerjaan revitalisasi Kota Lama dikarenakan adanya perubahan desain dari Kementerian PUPR sehingga hal tersebut menambah waktu pengerjaan yang sebelumnya sudah dijadwalkan pada akhir Desember 2018 lalu.

“Saya tidak menyalahkan, kenapa terlambat. Saya bisa merasakan bagaimana susahnya para kontaktor,” tuturnya.

Diakui, perubahan Detail Engineering Design (DED) Kota Lama yang berubah tersebut juga merubah pengerjaan yang sebelumnya dijadwalkan hanya satu tahap, kemudian berubah menjadi dua tahap. Selain itu berubahnya tahap revitalisasi tersebut juga mempengaruhi penghitungan anggaran. “Desain itu kan juga berbiaya. Sehingga perlu adanya preview dari BPKP, internal PUPR, namun sekarang kondisinya sudah clear dan jalan semua,” tuturnya.

Pihaknya optimis jika April ini untuk revitalisasi tahap pertama sudah selesai. Setidaknya, penataan kawasan Sayangan dan Letjen Suprapto bisa rampung lebih dulu.

Terkait dengan rencana revitalisasi tahap pertama akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Ita, belum bisa memastikan hal itu. Dikarenakan, lanjutnya, jadwal kampanye Joko Widodo yang mendekati Pilpres yang semakin padat.

“Namun kita upayakan supaya beliau yang meresmikan, sekaligus untuk meresmikan galeri kreatif. Dimana sekarang sudah mulai tahap kurasi, untuk produknya,” ujarnya.

Terpisah, Managemen Konstruksi PT Amitas Jakarta Sonny Cahyo Bawono selaku konsultan dari PT Brantas Abipraya menjelaskan, permasalahan yang dia alami seperti adanya perubahan desain hingga problem sosial dan lingkungan. 

Dimana mulanya desain awal menggunakan paving biasa untuk jalan utama dan pedestrian. Pekerjaan itu sudah jadi di ujung Jalan Letjen Suprapto, tepatnya di sisi Hotel Aston serta Komplek Susteran Gedangan.

Namun oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tidak berkenan karena dinilai kurang bagus untuk kawasan heritage. Desain diminta diganti menggunakan struktur batu andesit atau batu alam.

“Desain diganti total sesuai permintaan Bapak Menteri PUPR. Total anggaran semula dari Rp 156 Miliar menjadi Rp 170 Miliar,” katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co