GenPI.co - Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko angkat bicara mengenai nasib guru dan tenaga kependidikan honorer yang terkatung-katung tak jelas.
Hal itu dikatakannya saat menerima delapan perwakilan guru dan tenaga kependidikan honorer non-kategori (GTKNHK 35+) di Gedung Bina Graha, Jakarta.
BACA JUGA: Jenderal Pol Idham Azis Bagai Burung Elang, Senyap Tapi Optimal
Moeldoko mengatakan bahwa dirinya siap memperjuangkan dan memfasilitasi para perjuangan guru para tenaga honorer ini.
Sehingga, mereka bisa menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (P3K).
“Akan kami carikan formulanya sehingga ada perubahan, karena kami juga pernah perjuangkan honorer perawat,” ujar Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu mengaku memahami kontribusi dan pengabdian guru dan tenaga kependidikan honorer yang besar bagi pengembangan sumber daya manusia.
Karena itu ia menyayangkan fakta yang terjadi selama ini di mana masih banyak uru dan tenaga kependidikan honorer yang mendapat upah jauh dari standar.
“Presiden Joko Widodo pun prihatin dan sangat memperhatikan masalah ini,” ucap Moeldoko yang didampingi Deputi II KSP Abetnego Tarigan.
BACA JUGA: 20 Hari ke Depan, Ambroncius Jadi Tetangga Habib Rizieq
Hal itu pula yang mendorong KSP menerima audiensi GTKNHK 35+ untuk merumuskan masalah dan mencari solusi bersama.
“ Setelah pertemuan ini, GTKNHK bisa berkomunikasi secara intens dengan KSP untuk memperjuangkan apa yang diinginkan,” pungkasMoeldoko.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News