Rekrutmen Gede di 2021, Guru Honorer Malah Khawatir Terdepak ASN

09 Februari 2021 09:05

GenPI.co - Pemerintah pada tahun ini akan menggelar seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) untuk merekrut 1 juta guru.

Selain membuka kesempatan sebagai guru aparatur sipil negara (ASN), ternyata ada kekhawatiran bagi para guru honorer terdepak oleh guru ASN kelak.

BACA JUGAMelongo! Ternyata Ada Lo Honorer yang Bergaji Rp 4 Juta/Bulan

Mengingat lulusan seleksi CPNS 2018 dan 2019, kenyataannya telah menggeser sejumlah guru honorer K2 dan non-kategori.

Hal itu dikemukakan oleh Koordinator Wilayah Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Jawa Timur, Eko Mardiono.

"Yang rekrutmen CPNS 2018 dan 2019 sudah geser banyak guru honorer. Belum lagi ini hasil rekrutmen PPPK tahap pertama, tambah banyak lagi yang terdepak," kata Eko, Senin (8/2/2021).

Dari pengaduan yang diterima, Eko menyebutkan tidak sedikit honorer yang terpaksa diberhentikan oleh pemda. 

BACA JUGAUpdate Seleksi PPPK Guru 2021: Jadwal, Persyaratan, Tahapannya

Keluhan lainnya, tambah dia, ada juga guru honorer yang berkurang jam pelajarannya. 

"Ini pemerintah main masuk-masukin saja tanpa melihat sudah ada guru honorer yang mengabdi lama. Karena sudah diisi PNS maupun PPPK, akhirnya mereka harus mencari jam pelajaran yang kosong," kata Eko Mardiono.

Demikian pula halnya dengan penempatan PPPK tahap pertama. Guru honorer K2 yang lulus PPPK banyak tidak linier ijazahnya, sehingga berubah unit kerjanya.

Misal, honorer K2 yang sebelumnya mengajar di SD, karena ijazahnya guru Bahasa Inggris akhirnya pindah ke SMP atau SMA.

Di sekolah yang dimaksud ternyata sudah ada guru honorer yang mengisi mata pelajaran bahasa Inggris. 

"Akhirnya, guru honorer ini kehilangan jam mengajar. Kalau kepala sekolahnya baik, masih dicarikan jam pelajaran lainnya. Sebaliknya kalau enggak, ya terpaksa gurunya diberhentikan dan mencari sekolah lainnya. Apa enggak kasihan," bebernya. 

Eko Mardiono menyarankan agar dalam rekrutmen guru PNS dan PPPK, pemda agar memperhatikan keberadaan guru honorer.

"Jangan habis manis sepah dibuang. Ketika kami muda dan kuat tenaga kami dipakai dengan gaji rendah. Giliran sudah tua dan melemah, kami didepak oleh yang muda dan fresh," ujar Eko.(*/JPNN)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co