Jadi Penghasil Robusta Terbesar, Brand Kopi Sumsel Malah Kurang Populer

06 April 2019 10:26

GenPI.co - Brand  Kopi Sumsel dianggap kurang populer jika dibandingkan Kopi Lampung.  Padahal, produk kopi asal Lampung tersebut berasal dari sejumlah kabupaten di Sumatera Selatan.

Ketua Dewan Kopi Sumsel  Zain Ismed  menyayangkan kondisi ini. Padahal menurutnya, Sumsel merupakan penghasil kopi jenis robusta terbesar di Indonesia. Sekitar 90 kebutuhan nasional terpenuhi dari daerah ini. 

Ismed mengatakan, kondisi ini disebabkan pintu perdagangan Kopi Sumsel melalui Provinsi Lampung.  Hal tersebut akibat pelabuhan di Palembang tidak mampu memberikan harga yang bersaing untuk pelaku eksportir.

"Kopi dari wilayah Sumsel lebih banyak dikenali sebagai Kopi Lampung karena dikirimkan lewat sana, padahal Sumsel ada pelabuhan sendiri, aneh tapi inilah kenyataannya," ujar Zain Ismed yang dijumpai di Festival kopi 'Musi Coffee Culture' di Palembang, Sabtu (6/4).

Menurutnya selama ini petani kopi di wilayah Pagaralam, Lahat dan khususnya Ogan Komering Ulu Selatan selalu menjual kopi kepada pengepul. Produk tersbut kemudian dibawa ke Lampung. 

Berdasarkan catatan Dewan Kopi Sumsel, produksi kopi di tiga kabupaten tersebut mencapai 0,6 - 0,9 ton/hektare setiap tahun.

Ismed mengungkapkan, para petani di tiga kabupaten ini lebih suka menjual ke pengepul asal Lampung karena tidak perlu memenuhi standar kualitas dan bersedia jemput bola. Kondisi ini berbeda jika menjual ke pihak lain.

"Ini menunjukkan terjadi kerumitan di sektor kopi di Sumsel, terutama menyangkut pengolahan pasca panen yang sangat menentukan kualitas kopi," kata dia.

Untuk itu, Dewan Kopi Sumsel akan mengajak Asosiasi Coffee Spesial Indonesia (AKSI), komunitas-komunitas kopi, PT Persatuan Perdagangan Indonesia, perbankan dan pemerintah provinsi untuk membina para petani kopi.

Sementara  itu, Direktur Perdagangan Internasional PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Ahmad Yaniarsyah Hasan mengatakan,  tahun ini perusahaannya akan mengekspor kopi Sumsel sebanyak 500 ribu ton ke Taiwan, Tiongkok, Mesir dan beberapa negara Afrika.

"Setiap tahun kami ekspor kopi, namun hingga tahun 2018 belum pernah ekspor Kopi Sumsel, tahun ini kami akan coba," kata dia.

Kopi yang diekspor tentunya harus memenuhi standar kualitas mutu agar kompetitif dengan produk dari negara lain.

Pada 2019, PPI akan mengekspor Kopi Sumsel sebanyak 200 ton. Itu lantaran dalam beberapa pekan ke depan akan terjadi panen di sejumlah kabupaten.

Untuk mewujudkan keinginan ekspor ini, PPI akan lebih memunculkan brand "Kopi Sumsel" dibandingkan penamaan bersifat lokal seperti Kopi Semende, Kopi Pagaralam dan merek-merek kopi lainnya. Ide ini merujuk keberhasilan brand Kopi Kerinci Jambi, Kopi Gayo Aceh, atau Kopi Ciwidey

"Bisa saja diganti Kopi Sriwijaya, South Sumatra Coffee, atau lainnya supaya go internasional, ini perlu didiskusikan bersama agar tidak ada pihak yang merasa diberatkan," kata dia. (ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co