GenPI.co - Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna mempertanyakan target Gubernur Anies Baswedan mengenai banjir di DKI Jakarta surut dalam enam jam.
Yayat pun membeber alasannya menyatakan apa yang dikatakan Anies itu sulit untuk terwujud.
BACA JUGA: Dalih Wagub Riza Patria Soal Banjir Jakarta, Salahkan Kawasan Ini
Salah satunya adalah kondisi saluran air atau drainase di Ibu Kota saat ini tak mendukung untuk mencapai target itu.
"Rata-rata genangan itu hampir 4 jam baru hilang, berarti ada persoalan drainase. Sementara banjirnya itu rata-rata di Jakarta paling lama itu antara 4 sampai 3 hari baru menyusut," katanya belum lama ini.
Yayat menambahkan, tidak semua lokasi sama, potensi lama air menyusut juga berbeda-beda.
Dia lantas mempertanyakan data enam jam yang diperoleh Anies itu.
"Pertanyaannya, dari mana data enam jam kalau selama ini empat hari. Berarti kalau enam jam itu tidak bisa disamaratakan di semua lokasi," katanya.
BACA JUGA: Jakarta Kembali Tenggelam, Ini 4 Peristiwa Banjir Besar Ibu Kota
Yayat juga mempertanyakan apakah lokasi-lokasi yang berpotensi banjir sudah dipasang pompa air dengan kapasitas besar.
Menurutnya, bila Anies berani menargetkan banjir surut kurang dari enam jam, dia harus menyediakan pompa yang mampu menyedot air dalam kapasitas besar.
"Contohnya begini, di depan kampus saya di Trisakti, biasanya kan viral, sekarang agak cepat berkurang karena pompanya diganti dengan kapasitas yang besar," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News