Artis Ibukota Meriahkan Grand Launching Menara Pakaya

GenPI.co - Grand launching lighting Menara Pakaya di Kota Limboto, Kabupaten Gorontalo akan digelar pada Jumat (12/4). Menara baja setinggi 65 m yang berdiri di tengah kota ini akan menjadi satu-satunya obyek wisata yang paling banyak dilihat orang.

Bahkan pada soft launching Menara Pakaya  beberapa bulan lalu, kunjungan wisatawan membludak. Pengunjung yang ramai membuat petugas harus menutup 4 penjuru jalan yang ada di sekitar menara kebanggaan masyarakat Gorontalo ini.

Pada soft launching tahun lalu, penyalaan lampu menara hanya dilakukan 2 hari selama sepekan dan berlangsung hingga kini, pada malam Jumat dan malam Minggu.

“Ribuan orang berdatangan dari berbagai daerah, termasuk dari provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah hingga saat ini,” kata Haris Suparto Tome, mantan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Gorontalo yang terlibat dalam penyiapan awal pemasangan lampu ini, Rabu (10/4).

Pemerintah Kabupaten Gorontalo tidak tanggung-tanggung dalam mengemas grand launching linhting Menara Pakaya ini. Sejumlah artis didatangkan dari ibu kota, jakarta. Mereka adalah Nassar penyanyi dangdut, Andien dan Ismail Padeti yang pernah berkibar di Liga Dangdut.

“Kita terus mempromosikan pariwisata Kabupaten Gorontalo, masyarakat sudah menikmati hasil kemajuan ini,: kata Azis Nurhamidin, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gorontalo.

Sepanjang tahun 2018 Menara Pakaya telah menjadi magnet pariwisata yang mampu mendatangkan ribuan orang. Daya tarik aneka warna lampu yang terus berganti setiap sekian detik mengguyur struktur menara. Ini menjadi obyek wisata yang paling keren di Gorontalo.

Selain artis ibu kota, keramaian grand launching Menara Pakaya akan disemarakkan dengan kehadiran robot milenial setinggi 2,5 m.

Gelora pariwisata Gorontalo ini tidak lepas dari dukungan Rahmat Gobel, pemimpin Panasonic Gobel yang mendukung pembiayaan semua lighting yang digunakan, termasuk tenaga teknis. Rahmat Gobel adalah putra Gorontalo yang selama ini banyak membangun pusat-pusat kebudayaan, seperti rumah adat Dulohupa, Masjid Besar Marisa, dan lainnya.