Luar Biasa, UGM Sabet 2 Penghargaan Penelitian Nyamuk DBD

26 Februari 2021 20:10

GenPI.co - Museum Muri Rekor Dunia Indonesia (MURI) kembali menyematkan penghargaan. Kali ini MURI memberikan penghargaan kepada Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bersama World Mosquito Program (WMP). 

Sebab, keduanya telah berhasil melakukan penelitian tentang teknik penggunaan nyamuk ber-Wolbachia untuk mengurangi demam berdarah dengue (DBD).

BACA JUGA: Mahfud MD: Pasal Karet Bisa Direvisi 

Salah satu peneliti nyamuk Wolbachia, Prof. Adi Utarini menyatakan para peneliti merasa bangga meneliti tentang nyamuk Wolbachia yang telah dilakukan selama 10 tahun.

“Penelitian ini merupakan kolaborasi antara Pusat Kedokteran Tropis, FKKMK Universitas Gadjah Mada, bersama Monash University, dan atas dukungan pendanaan penuh  dari Yayasan Tahija selama 10 tahun terakhir," ungkapnya, Rabu (23/2).

Sementara itu, Rektor UGM Prof. Panut Mulyono menerangkan Wolbachia merupakan inovasi yang sangat bagus. Sebab, menurut penelitian tersebut hasil efikasi Wolbachia yang dihasilkan tinggi dengan menurunkan 77 persen kasus DBD. 

"Penghargaan tersebut merupakan sebuah pencapaian yang sangat membanggakan bagi UGM," ungkapnya.

Dia juga berharap Wolbachia bisa dipakai di seluruh daerah agar kasus DBD terkendali. 

"Khusus untuk teknologi Wolbachia semoga bisa diimplementasikan di daerah lainnya di luar Yogyakarta terutama daerah-daerah dengan kasus DBD yang tinggi," katanya.

Ketua Yayasan Tahija Trihadi Saptoadi menambahkan, Aplikasi Wolbachia dalam Eliminasi Dengue (AWED) yang berakhir pada Agustus 2020 tahun lalu merupakan penelitian pengendalian dengue pertama di dunia. 

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Randomized  Controlled Trial sebuah standar tertinggi dalam penelitian klinis (gold standard). 

BACA JUGA: Pernyataan Bang Yos Manggelegar, Skakmat Anies Baswedan

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan Wolbachia yang terdapat pada 50 persen jenis serangga secara efektif dapat menghambat replikasi virus dengue pada tubuh nyamuk Aedes aegypti.

"Dengan begitu, potensi penularan ke manusia sangat kecil," paparnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co