Mengejutkan! Buku ini Membawamu Melintasi Ruang dan Waktu

GenPI.co - Peninggalan sejarah memang sangat menakjubkan, sebab kita akan dibuat terkejut akan hal-hal yang ternyata bisa dilakukan oleh manusia.

Namun, tak jarang pula terbesit pertanyaan tentang mengapa sebuah peradaban dengan karya-karya megah bisa runtuh dan berakhir begitu saja.

BACA JUGA: Novel Kisah Untuk Geri, Sebuah Jebakan yang Berakhir Cinta

Dalam “Collapse”, Jared Diamond memaparkan investigasi dan penelitian terkait penyebab keruntuhan peradaban manusia, baik akibat bencana alam atau ulah masyarakatnya sendiri.

Diamond sukses mengajak pembaca melintasi batas ruang dan waktu, sebab keragaman studi kasus yang digunakannya sangat luar biasa.

Pembaca akan diajak berkenalan dengan masyarakat Pulau Paskah, Anasazi, Maya, dan Viking. Pembaca juga diberi tahu alasan kepunahan para bangsa penguasa dunia zaman dulu tersebut.

Sang ilmuwan tersohor itu menuliskan bahwa dia memulai penelitian tersebut dengan asumsi bahwa masyarakat setempat sudah menyalahgunakan lingkungan, sehingga memicu kepunahan.

BACA JUGA: Di Musim Sakura, Kirana Menggumuli Cinta dalam Perbedaan

Bahkan, dia tak segan menyebut masyarakat Pulau Paskah sebagai contoh paling jelas yang menghancurkan diri sendiri dengan mengeksploitasi sumber dayanya secara berlebihan.

Ternyata, masalah yang dihadapi masyarakat-masyarakat itu jauh lebih kompleks, mulai dari perubahan iklim, kehadiran musuh, hingga keterlibatan dalam perdagangan.

Penulis buku “Guns, Germs, and Steel” itu juga memaparkan sejumlah alasan mengapa ada beberapa masyarakat zaman dulu masih bisa bertahan hingga hari ini.

Dari sejumlah pertanyaan dan pemaparan di dalam buku ini, Diamond pun menjelaskan bahwa ada relevansi langsung dengan krisis ekologi yang sedang dialami masyarakat dunia.

Pertama, kegagalan kita mengantisipasi konsekuensi masa depan. Kedua, ketidakmampuan kita untuk membaca tren dan fenomena lingkungan yang buruk.

Terakhir, ada kekuatan elit yang tidak mempromosikan perilaku baik dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

BACA JUGA: The Plague, Kisah Pandemi Mengerikan di Akhir Abad 19