Rumah Kapitan Belum Dilirik Turis, Berani Bergerak Lakukan Ini

22 April 2019 07:53

GenPI.co— Rumah Kapitan Cina di Palembang telah menjadi cagar budaya sejak lama, namun belum banyak wisatawan mengunjungi tempat ini. Komunitas Berani Bergerak tergerak untuk memajukan destinasi ini.

Rumah Kapitan Cina adalah hunian bekas kepala komunitas China di Palembang pada masa penjajahan Belanda. Lokasinya di Kampung Kapitan di daerah 7 Ulu. Berada di sisi selatan sungai Musi dan berseberangan dengan Benteng Kuto Besak. 

Desain rumah bertingkat dua ini, ditampilkan dengan kombinasi kayu dan batu. Interior dan eksteriornya dipenuhi ukiran dan hiasan khas rumah peranakan. 

Baca juga: Benteng Kuto Besak Tempat Gaul Kaum Milenial di Palembang

Walau salah satu bagian telah diperbaiki, namun secara umum kondisi rumah ini kurang terawat. Turis pun belum banyak datang kemari, ditambah lagi dengan warga di sekitar yang nampaknya masih belum paham, apa guna pariwisata bagi kehidupan mereka. 

Lingkungan kumuh, warga kurang ramah, dan isu keamanan, nampaknya membuat usaha travel enggan membawa pelanggan mereka kemari. 

Berita baiknya, ada warga Palembang yang tergerak untuk mencoba memperbaiki segala permasalahan itu, dan mereka memulainya dari sisi yang tak terduga, literasi. 

Komunitas Berani Bergerak setiap akhir pekan berkumpul di kampung Kapitan bersama anak-anak setempat, belajar dan bermain sambil pelan-pelan menanamkan nilai-nilai yang kelak akan berguna bagi mereka dan kampungnya. 

Berani Bergerak memang memiliki minat di pariwisata, dan dibentuk sebagai wadah bagi para sukarelawan agar  gerakan lebih fokus dan terarah. 

Mereka memilih Kampung Kapitan sebagai awal dari kerja sosial mereka. Alasannya, Kampung Kapitan telah menjadi cagar budaya sejak lama. 

Sebagai aset Pariwisata, telah banyak dana yang dikeluarkan Pemerintah kota Palembang untuk mempromosikannya. Namun, usaha itu belum memberi dampak besar untuk meramaikan atau mendatangkan turis ke Kampung Kapitan.

“Selagi daerah masih kotor, kumuh, mereka [turis] tidak akan mau kembali lagi, apalagi merekomendasikan ke keluarga dan teman. Karena pengalaman yang tidak menyenangkan.” ujar Dina Anwari dari Berani Bergerak kepada GenPIco baru-baru ini. 

Berani Bergerak lalu mencoba mengkaji permasalahannya, dan akhirnya sampai pada kesimpulan, bahwa usaha mengembangkan destinasi wisata itu tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan promosi. Namun, juga harus membina, memberdayakan, dan melibatkan warga setempat.

Berbekal hasil kajian itu, Berani Bergerak lalu mulai beraksi. Mereka rutin datang ke Kampung Kapitan. Di sana mereka mengajak anak-anak bermain, sembari memberikan sejumlah pemahaman yang dan pada akhirnya berdampak positif pada sisi pariwisata. 

“Edukasi itu sifatnya investasi jangka panjang. Mengubah kebiasaan hidup orang itu nggak gampang. Kami pun belum muluk-muluk berharap bisa mendatangkan banyak turis ke Kapitan.” Ujar Dina lagi. 

Selain itu, Berani Bergerak juga menyentuh para orang tua dari anak-anak yang mereka bina. Berani Bergerak berusaha melihat potensi yang ada di Kampung Kapitan, mereka memperhatikan para ibu yang mahir memanggang kemplang, maka komunitas itu membuat produk kemplang Kampung Kapitan. 

Kini Berani Bergerak hendak menambah produk baru dari Kampung Kapitan, yaitu minuman kopi. 


Benda peninggalan Kapitan (foto: Indonesiakaya.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Robby Sunata

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co