Menteri Luhut Buka Kawasan Industri Nikel, Ini Lokasinya

18 Juni 2021 12:21

GenPI.co - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menilai Indonesia mempunyai posisi tawar (bargaining position) yang kuat karena menjadi salah satu produsen nikel terbesar dunia.

Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, pemerintah Indonesia tengah mendorong investasi pada hilirisasi produk turunan nikel untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.

"Dengan ini (potensi Nikel) yang besar kita lihat bahwa Indonesia punya bargaining position yang kuat," kata Luhut seperti yang dilansir dari Antara, Jumat, (18/6/21).

BACA JUGA:  Kamu Wajib Tahu! Target Besar RI di Balik Larangan Ekspor Nikel

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dengan posisi tawar yang kuat itu, Indonesia memiliki hak untuk berkembang dan bekerja sama yang saling menguntungkan.

Luhut pun menyebutkan bahwa pada tahun 2025, Indonesia diproyeksikan memasok 50 persen pasokan nikel dunia, dibandingkan dengan 28 persen pada tahun 2020.

BACA JUGA:  Kartini Zaman Now: Kisah Vebriani, Kerja di Usaha Tambang Nikel

"Produksi nikel Indonesia akan meningkat dengan adanya smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan mulai beroperasi pada 2021 yang akan menghasilkan Mix Hydroxide Precipitate (MHP)," katanya.

Selain nikel, Luhut juga menyinggung soal investasi hilirisasi bauksit. Ia menyebutkan beberapa kawasan industri yang mengembangkan produk turunan nikel dan bauksit.

BACA JUGA:  Korupsi Tambang Nikel di Sulawesi, Negara Rugi Rp 190 Miliar


Ke tujuh kawasan tersebut diantaranya kawasan Galang Batang dengan nilai total investasi sebesar 2,5 miliar dolar AS (target operasi tahun 2021).

Kemudian kawasan industri Morowali Utara dengan nilai total investasi sebesar 4,19 miliar dolar AS (target operasi pada kuartal keempat tahun 2021).

Kemudian kawasan industri Tanah Kuning dengan nilai total investasi yang akan dikucurkan secara bertahap sebesar 60 miliar dolar AS (target operasi tahun 2022).

Selain kawasan-kawasan itu, menteri juga menyebutkan nilai investasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Indonesia Weda Bay Industrial Park yang masing-masing sebesar 10 miliar dolar AS. Dengan membangun kawasan industri yang terintegrasi, menurut dia, ongkos produksi akan menjadi semakin muran.

"In the end, cost (Pada akhirnya, biaya) kita jadi sangat murah, otomatis harga jual nikel olahan kita jadi bersaing sehingga China menerapkan kebijakan dumping ke Indonesia," jelasnya.

Luhut menambahkan, pemerintah saat ini fokus pada lima hal, yakni hilirisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan baterai lithium, sektor kesehatan, infrastruktur konektivitas maritim dan penurunan emisi karbon. (ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co