GenPI.co - Ocistok terus mengedukasi masyarakat tentang potensi bisnis impor yang sangat besar.
Secara khusus, Ocistok mengedukasi masyarakat yang ingin membuka usaha di tengah pandemi.
Menurut Head of Marketing Ocistok Aris Akbar, salah satu permasalahan yang dialami masyarakat Indonesia ialah kurangnya informasi serta edukasi tentang tingginya peluang bisnis impor.
“Hal itu sebetulnya bisa membantu mereka menjadi entrepreneur dengan cara menjual barang yang murah serta unik,” ujar Aris, Rabu (18/8).
Dia menambahkan, Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi e-commerce, pelaku usaha mikro, dan yang terbesar.
Ocistok sebagai platform belanja grosir impor online hadir di tengah-tengah meningkatnya permintaan dari pelaku bisnis di Indonesia untuk mendapatkan barang grosir impor sebagai peluang bisnis.
Ocistok dengan kampanyenya yang bertajuk #usahatanpabatas juga telah menjangkau lebih dari puluhan ribu pelaku bisnis yang siap membuka bisnisnya sendiri agar lebih cepat bebas finansial.
“Kami menargetkan menjangkau lebih banyak lagi agar seluruh lapisan masyarakat bisa menjadi entrepreneur yang mampu membantu membangun ekonomi di Indonesia,” ujar Aris.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor Indonesia pada Mei 2021 mencapai USD 14,23 miliar.
Angka tersebut turun 12,16 persen dibandingkan April 2021. Namun, nilai impor pada Mei tahun ini naik 68,68 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020.
Hal itu mengindikasikan bahwa bisnis impor di Indonesia masih tergolong sangat tinggi.
Ocistok sendiri merupakan salah satu startup platform belanja grosir impor China.
Platform itu menawarkan kemudahan berbelanja impor semudah berbelanja di marketplace Indonesia.
Ocistok memiliki sistem integrasi langsung kepada supplier dan marketplace terpopuler di China seperti 1688 dan Taobao.
Para pelaku bisnis di Indonesia bisa langsung mengakses dan mencari barang di website Ocistok tanpa harus mencari barang impor China secara manual. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News