GenPI.co - Peta persaingan sepatu yang dihadapi kalangan industri di Indonesia telah berubah.
Pesaing utama bukan lagi China, melainkan Vietnam.
Baca juga: 5 Tips Menjaga Tas dan Sepatu Berbahan Kulit Agar Tetap Awet
Pasar dalam negeri, bahkan makin dibanjiri dengan produk sepatu asal Vietnam.
Sementara pasar ekspor Indonesia terutama ke Uni Eropa, juga terus “dipepet” oleh Vietnam.
Baca juga: Sepatu KW Produk Vietnam Banjiri Pasar Dalam Negeri
“Sepatu asal Vietnam meningkat (di pasar dalam negeri),” kata Budiarto Tjandra, Ketua Pengembangan Sport Shoes dan Hubungan Luar Negeri Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) kepada GenPI.co, baru-baru ini.
Apa sebenarnya kelebihan produsen Vietnam sehingga pasar sepatunya mampu melesat bak meteor dan merajai perdagangan sepatu “berharga murah” di kancah dunia, terutama dalam lima tahun terakhir?
Kelebihan itu dibeberkan Budiarto kepada GenPI.co, sebagai berikut:
Upah Buruh Murah
Upah minimum per bulan bagi buruh di sektor manufaktur sepatu di Vietnam USD 184,08 per orang. Sementara di Indonesia sekitar USD 254,69.
Lama Kerja Buruh Lebih Panjang
Buruh di pabrik sepatu Vietnam kerja 208 jam per bulan. Buruh di Indonesia kerja 173 jam/bulan.
Disokong FTA Vietnam-UE
Vietnam tinggal memoles perjanjian perdagangan (FTA) dengan negara di kawasan Uni Eropa, tentunya akan memangkas sejumlah tarif untuk perdagangan sepatu di Benua Biru.
Pada akhirnya sepatu asal Vietnam akan lebih kompetitif. Sementara Indonesia belum menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) dengan UE.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News