Awalnya Suka Ngemil, Yunia Kini Sukses Berbisnis Makaroni Pedas

15 November 2020 16:50

GenPI.co - Yunia Fransyllya terpikir untuk menjalankan bisnisnya, berawal karena ia suka ngemil.

Dari sana, ia terpikir untuk membuat usaha makaroni yang diberi merek Sekotakmicin. 

Kecintaannya kepada salah satu brand makaroni kenamaan di Indonesia, membuat ia tidak bisa berhenti mengunyah.  Sampai suatu waktu, ia merasa camilan yang biasa ia konsumsi terasa terlalu keras.

Menjawab kebutuhannya, wanita yang akrab dipanggil Yunia ini mulai membuka usaha bersama dengan temannya, Tracy Hinjaya. 

BACA JUGADari Pelatih Muay Thai ke Kuliner, Kini Sukses Usaha Cuanki

Sayang usaha yang mereka jalankan berdua tidak berlanjut, setelah adanya pandemi covid-19.  Tracy memutuskan untuk membuka usahanya lain sendiri, tetap dengan camilan makaroni.

Untuk mewujudkan makaroni kesukaanya, Yunia mengaku sempat menghabiskan waktunya untuk melakukan riset mulai dari mencoba beberapa macam makaroni hingga cara pembuatannya. 

Nama brand Sekotakmicin sendiri pada awalnya memiliki tujuan untuk mempunyai kemasan yang go green.

"Walaupun bahannya kotak plastik tapi ini reusable dan microwave safe, " jelas Yunia Fransyllya kepada GenPI.co, Sabtu (14/11/2020).

Yunia mengungkapkan, ia memilih nama brand tersebut dari sebuah pelesetan. Yaitu menyerap candaan 'eh micin mana nih', saat itu lah waktunya untuk ngemil santai dengan sekotakmicin. 

BACA JUGAAwalnya Cuma Iseng, 3 Pemuda Ini Bisa Raih Omzet Rp 15 Juta/Bulan

Keunggulan dari makaroni Sekotakmicin memiliki tekstur yang tidak terlalu keras saat digigit, rasanya yang gurih dan khas membuat ingin tambah lagi.

Selama menjalani bisnis ini wanita kelahiran Jakarta, 26 Juni 1992 mengaku bahagia, karena banyak orang yang tertarik dan suka dengan produk yang diprodksinya. 

Walau begitu, bisnis yang ia jalani tidak mulus-mulus saja, setelah datangnya pandemi banyak orang mudah sakit atau menghindari makanan garing.

Karena hal tersebut, membuat Yunia harus vakum berjualan makaroninya beberapa waktu lalu.

Bahan bakunya, Yunia sudah memiliki pemasok langganan. Setelah mendapatkan bahan, ia cukup mengorengnya hingga matang. 

"Untuk bumbu aku cari-cari dan racik sendiri. Jadi rasanya autentik dan enggak bisa ditiru, Makaroni ini juga dapat disimpan lama hingga sebulan asalkan tertutup rapat dalam wadah," jelasnya.

Mempertahankan usahanya tetap berjalan selama pandemi, Yunia mengaku sudah kembali modal dan mendapatkan keuntungan Sekotakmicin. 

Sekotakmicin sendiri memiliki dua varian rasa, yakni pedas pedih hati khusus pecinta pedas dan jagung balado. 

Namun, bila tidak menyukai kedua rasa tersebut dapat memberikan permintaan khusus untuk memberikan rasa asin saja. 

Sekotakmicin dibandrol harga Rp.25.000 dengan isi 700 ml.

Yunia berharap bahwa usahanya ini dapat dikenal banyak orang, dan menjadi camilan favorit dikalangan masyarakat. (*)

Makaroni pedas dengan merek Sekotakmicin (foto: Sekotakmicin)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co