GenPI.co - Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah terus bergeliat seiring dengan penerapan gaya hidup halal yang mulai digandrungi masyarakat.
Sayangnya, perkembangan industri keuangan syariah nyatanya masih menghadapi sejumlah tantangan dalam mendukung pembiayaan industri halal tanah air.
BACA JUGA: Bank Syariah Indonesia Diresmikan, Ini Harapan Menag Yaqut
Salah satunya adalah sumber daya yang masih terbatas, karena produk dan layanan keuangan syariah yang belum setara dibandingkan keuangan konvensional.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Bank Syariah Indonesia (BSI) hadir untuk mengakselerasi perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia.
BSI sendiri merupakan bank hasil merger BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah diyakini memiliki infrastruktur yang kuat dan lengkap.
"Infrastruktur tersebut diantaranya kehandalan teknologi informasi, sumber daya manusia yang berkualitas, produk dan layanan yang bervariasi dan berkualitas, serta harga yang murah," tukasnya.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, tujuan dibentuknya BSI adalah untuk menjadi bank syariah terbesar, serta menjadi barometer market di indonesia dan memiliki daya saing global.
"Kami tampil inovatif dengan branding yang beda, lebih universal, friendly dan inklusif tidak hanya non milenial tapi juga milenial," ungkapnya dalam siaran pers, Senin (15/2).
Di sisi lain, Hery mengungkapkan, sinergi BSI dan bank syariah lain tentu sangat diperlukan karena besarnya potensi ekonomi dan keuangan syariah.
BACA JUGA: Bank Syariah Indonesia Berdiri, Jokowi: Pioner Ekonomi Dunia
Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penduduk muslim yang besar hingga ratusan juta jiwa, dan potensi industri halal yang jumlahnya mencapai Rp6505 triliun.
"Dan potensi halalnya besar sekali dengan segmen UMKM, retail, mikro, gadai dan cicil emas. Potensi yang besar ini bisa kita gaet di masa yang akan datang," tutur Hery. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News