GenPI.co - Mata uang kripto saat ini tengah menjadi aset yang hits di kalangan investor.
Namun, ekonom Institute for Development of Economics dan Finance (Indef) justru memberi wanti-wanti.
Indef mengingatkan para investor untuk mempertimbangkan proyeksi aset kripto saat ekonomi global kembali membaik.
Karena, Indef berasumsi bahwa menjamurnya aset kripto disebabkan oleh ekonomi global yang sedang lesu akibat pandemi covid-19, sehingga peminat investasi di bidang obligasi dan saham berkurang.
"Kalau perekonomian global membaik, akan menjadi ujian bagi pasar kripto, karena orang bisa saja kembali ke investasi obligasi, saham, dan lainnya. Kalau aset kripto tidak bonafit mungkin akan ditinggalkan," kata Wakil Direktuf Indef Eko Listiyanto saat diskusi daring, Kamis (24/2021) dikutip Antara.
Eko juga menyoroti sifat aset kripto yang sangat fluktuatif.
Untuk itu, dia menyarankan investor dengan tipe high risk saja yang berinvestasi di aset kripto.
Apalagi dengan sistem digitalisasi yang tidak memiliki jaminan aspek keamanan.
Dia juga mengingatkan, agar investor tidak menggunakan dana yang berasal dari alokasi konsumsi. Apalagi berasal dari pinjaman.
Selain itu, tambahnya, agar juga waspada terhadap aset kripto yang menjanjikan keuntungan tetap.
"Fluktuasi yang tinggi dalam keuangan, enggak match dengan janji keuntungan tetap, itu sangat sulit dimengerti. Kalau model begitu, harus melihat lebih jauh," tuturnya.
Indef menyampaikan berdasarkan laporan tahunan anggota fintech Indonesia, aset kripto mengalami pertumbuhan pesat sejak 2013 hingga 2021.
Tercatat pada Februari 2021, terdapat 4.501 unit aset kripto di dunia. Jumlahnya naik 1.684 unit dibandingkan 2019 yang sebanyak 2.817 unit.
"Bappebti mencatat hingga Maret 2021 total transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 126 triliun," ujar Eko. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News