GenPI.co - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menilai bahwa tak perlu semua aspek dalam industri perbankan dan asuransi bermigrasi ke bentuk digital.
Seperti diketahui, banyak perbankan dan asuransi migrasi ke bentuk digital selama pandemi covid-19.
Tren tersebut kemudian dinilai sebagai masa depan dari industri perbankan dan asuransi.
Hal tersebut disampaikan Jahja dalam webinar “Digital Banking & Insurance: Synergizing to Survive During & Post Covid-19”, Jumat (10/9).
“Apakah dengan dunia digital, otomatis hanya semua digital? Menurut saya tidak, apalagi produk asuransi,” ujarnya dalam webinar yang diikuti GenPI.co tersebut.
Menurut Jahja, pihaknya telah menerapkan digitalisasi untuk menjual produk asuransi, salah satunya adalah produk kredit pemilikan rumah (KPR).
“Kami melakukan event virtual pameran rumah yang mempertemukan antara para pengembang dengan nasabah,” paparnya.
Walaupun penerapan digitalisasi bisa meningkatkan penjualan KPR, tetapi tak semua kegiatan dilakukan secara digital.
“Kami tak melakukannya murni digital, kami melakukannya secara hybrid. Bagaimanapun juga, transaksi hybrid pasti akan terjadi,” ungkapnya.
Pasalnya, program asuransi yang bisa dilakukan penuh secara digital hanya transaksi dengan skala kecil.
“Untuk transaksi besar, tidak mungkin transaksi dilakukan full digital. Pasti ada intervensi manusia dan itu terbukti dari acara kami bahwa hanya 30 persen yang sukses transaksi KPR full digital,” tuturnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News