GenPI.co - Konflik antara Rusia dan Ukraina diperkirakan memakan waktu yang cukup panjang.
Imbas perang dua negara itu telah membuat berbagai gejolak, mulai dari tekanan ke pasar keuangan hingga melambungnya komoditas strategis.
Dengan penerapan sanksi ekonomi, praktis Rusia sebagai produsen berbagai komoditas akan sulit memasarkan produknya.
Alhasil, harga komoditas mulai merangkak naik, seperti minyak dan gas bumi (migas) hingga gandum.
Namun, di balik konflik tersebut, Indonesia memiliki peluang besar dalam memanfaatkan celah kekosongan komoditas yang dipasarkan Rusia.
Direktur Center of Economics and Law (Celios) Bhima Yudhistira menuturkan Indonesia bisa menggantikan kekosongan produk pupuk dan turunan kayu Rusia.
"Indonesia itu punya kayu dan pupuk," kata Bhima Yudhistira kepada GenPI.co, Selasa (3/2).
Bhima menilai ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk melihat berbagai peluang ekonomi yang bisa mendorong ekspor Indonesia.
Oleh karena itu, dia meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) bergerak cepat untuk mengumpulkan eksportir pupuk dan perajin kayu.
Indonesia dinilai bisa menggantikan Rusia dalam memenuhi kebutuhan pupuk dan produk turunan kayu di pasar global.
"Ini adalah momentum sekali seumur hidup yang harus dimanfaatkan bagi perekonomian Indonesia," tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News