GenPI.co - Harga sawit atau crude palm oil (CPO), Rabu (13/4) merosot setelah naik selama tiga hari berturut-turut.
Penurunan itu lantaran investor mencermati indikasi penurunan ekspor sawit.
Kontrak minyak sawit untuk pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun MYR 49 atau 0,79 persen menjadi MYR 6.128 (USD 1.449,04) per ton.
Kepala penelitian pilang minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagai menuturkan harga sawit sempat naik.
Namun, fokus investor teralihkan dengan melihat data kinerja ekspor April.
Ekspor produk minyak Sawit Malaysia untuk periode 1-10 April merosot 20,7 persen dari periode yang sama pada Maret.
Analis menyatakan ekspor bulan ini akan anjlok karena produsen sawit utama Indonesia akan kembali mendominasi pangsa pasar sawit.
Hal ini menyusul ditiadakannya aturan domestic market obligation (DMO) yang membatasi ekspor.
Bagani mengakui India sebagai pembeli terbesar sawit mulai kembali mencari stok sawit.
Namun, margin impor masih negatif sehingga menekan harga sawit di pasar global.
Impor minyak sawit India pada Maret, melonjak 18,7 persen dari bulan sebelumnya.
Pelaku pasar mengamankan alternatif minyak bunga matahari yang tidak dapat lagi dibeli dari Ukraina.
Kontrak soyoil teraktif Dalian naik 0,6 persen, sementara kontrak minyak sawitnya menguat 2,3 persen.
Harga kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,1 persen.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News