GenPI.co - Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) turun lebih dari 2 persen pada Rabu (20/4).
Penurunan itu seiring data ekspor kelapa minyak sawit April yang merosot.
Kontrak minyak sawit untuk pengiriman Juli di Bursa Malaysia Derivatives Exchange merosot MYR 163 atau 2,52 persen menjadi MYR 6.300 (USD 1.472,31) per ton.
Kontrak itu telah naik sebanyak 1,28 persen ke level tertinggi sejak 14 Maret 2022.
"Pedagang ingin membukukan keuntungan mereka setelah reli harga baru-baru ini," kata direktur pialang Pelindung Bestari Paramalingam Supramaniam.
Pelaku pasar juga menantikan realisasi produksi CPO 1-20 April.
Ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-20 April turun antara 14 persen dan 18 persen dari pekan yang sama pada Maret.
Indonesia, produsen sawit terbesar di dunia, mengekspor 2,098 juta ton minyak sawit dan produk olahannya pada Februari, naik 1,35 persen per tahun.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan produksi CPO Februari naik 13,8 persen.
Harga kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,4 persen. Kontrak soyoil teraktif Dalian merosot 0,8 persen, sementara kontrak minyak sawitnya anjlok 2,5 persen.
Harga sawit dipengaruhi oleh pergerakan banderol minyak mentah. Kedua komoditas ini bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Harga minyak mentah rebound karena kekhawatiran tentang pasokan yang lebih ketat dari Rusia dan Libya mendominasi.
Minyak mentah berjangka yang lebih kuat membuat kelapa sawit menjadi pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News