GenPI.co - Harga minyak mentah dunia memperpanjang penurunan pada perdagangan Senin (25/4).
Penurunan itu di tengah kekhawatiran lockdown yang berkepanjangan di Shanghai dan potensi kenaikan suku bunga acuan akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Pada akhirnya, hal tersebut bakal memengaruhi permintaan bahan bakar global.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,90 atau 1,8 persen menjadi USD 104,75 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka west texas intermediate (WTI) merosot USD 1,89 atau 1,9 persen menjadi USD 100,18 per barel.
Harga kedua acuan minyak itu turun hampir 5 persen pekan lalu seiring kekhawatiran rendahnya permintaan.
"Sentimen bearish melebih kekhawatiran atas pasokan global yang ketat karena China melanjutkan lockdown di Shanghai," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum penelitian di Nissan Securities.
Dia menuturkan pelaku pasar tengah bersiap untuk menunggu momentum lantaran musim panas akan dimulai pada Mei nanti.
"Tetapi harga minyak diperkirakan tidak akan turun di bawah USD 90 per barel karena larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia," ujarnya.
Otoritas Shanghai yang tengah menekan kasus covid-19 telah mendirikan pagar di luar bangunan tempat tinggal masyarakat.
Hal itu memicu kemarahan publik lantaran 25 juta orang di kota itu dipaksa untuk tetap tinggal di rumah.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell telah mengindikasikan akan lebih ketat dalam kebijakan moneternya dalam rangka memerangi inflasi.
Diperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS) itu menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News