GenPI.co - Muslim Fashion Festival+ (MUFFEST+) 2022 di Grand Ballroom Ritz Carlton Pacific Place pada 21-23 April 2022 berlangsung semarak.
Direktur Kinarya Cipta Kreasi Windu Wijaya mengatakan jumlah pengunjung lebih dari 29.200.
Dia berharap pemulihan ekonomi lebih cepat tercapai di tengah suasana menuju endemic covid-19.
Windu juga berharap akan makin banyak orang percaya diri mengunjungi sebuah pameran.
“Kesuksesan MUFFEST+ karena sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak, seluruh stakeholder terkait yang ingin Indonesia menjadi kiblat muslim fesyen dunia,” kata Windu saat penutupan.
National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma pun menyatakan perhelatan sukses karena didukung oleh berbagai pihak. Dia menyebut MUFFEST+ 2022 berjalan sukses, baik dalam transaksi dan presentasi.
Ali juga berharap gelaran tersebut bisa memberi inspirasi dan manfaat bagi fesyen Indonesia, khususnya mode muslim.
Dengan demikian, event lain di dalam negeri makin banyak karena potensi pasar Indonesia semakin besar.
“Dengan tagline Indonesia ingin menjadi pusat mode muslim dunia, mari kita bersama bergandengan tangan untuk memajukan fesyen muslim di Indonesia,” papar Ali.
Mendag Muhammad Lutfi berharap perhelatan itu bisa menjadi batu loncatan menuju ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) agar dunia melihat Indonesia dan menjadi kiblat fesyen muslim dunia.
Berdasarkan data yang disampaikan Lutfi, Indonesia memiliki populasi muslim setidaknya sebanyak 229 juta yang merupakan 12 persen dari 1,9 miliar total orang muslim di seluruh dunia.
Permintaan produk halal terus mengalami kenaikan. Pada 2024, fesyen muslim diproyeksikan menyumbang sebanyak 6,04 persen industri halal global yang mencapai USD 311 miliar.
"Saat ini tren fesyen muslim sudah mengarah pada gaya hidup. Jadi Indonesia harus mengambil peluang ini karena memiliki kekuatan ragam budaya dan kearifan lokal,” kata Lutfi.
Oleh sebab itu, ucap Lutfi, seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama mencari persamaan sehingga tercipta ekosistem fesyen muslim dan menuju kiblat fesyen muslim dunia.
“Upaya ini harus didukung penunjang lainnya seperti akademisi untuk mendukung ekosistem dengan pendidikan karena untuk mencapai kiblat fesyen dunia tidak boleh terpaku dengan selera Indonesia, tapi juga harus universal," ungkap Lutfi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News