GenPI.co - Harga sawit atau crude palm oil (CPO) mencatatkan penurunan pada akhir perdagangan, Selasa (10/5).
Penurunan itu imbas melonjaknya persediaan CPO pada periode April 2022.
Kontrak minyak sawit untuk pengiriman Juli di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun MYR 97 atau 1,51 persen menjadi MYR 6.312 (USD 1.441,10 per ton), terendah sejak 25 April 2022.
"Harga jatuh berbarengan dengan kedelai. Pasar ekuitas dan energi turun tajam sehingga sebagian besar komoditas merosot," kata seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur.
Penurunan dibatasi oleh laporan Reuters tentang proposal dari kementerian pertanian Malaysia untuk memotong pajak ekspor sawit.
Kebijakan Malaysia dalam rangka mengisi kekurangan pasokan minyak nabati global.
Tak hanya itu, Malaysia juga membatasi mandatory biodiesel 30 persen (B30).
Dengan begitu, pasokan sawit ke program B30 dialihkan untuk pasokan industri pangan global dan domestik.
Sementara itu, data yang dirilis oleh Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan stok akhir minyak sawit April negara itu naik 11,48 persen dari bulan sebelumnya menjadi 1,64 juta ton.
Data juga menunjukkan, ekspor jatuh 17,7 persen, sementara produksi naik 3,6 persen.
Selanjutnya, ekspor Malaysia selama 1-10 Mei melonjak antara 38,4 persen dan 40,3 persen.
Kontrak soyoil paling aktif di Dalian dan kontrak minyak sawitnya masing-masing turun 0,9 persen dan 0,6 persen.
Harga kedelai di Chicago Board of Trade naik 0,4 persen.
Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah dunia. Kedua komoditas itu bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News