GenPI.co - Sistem yang diterapkan di warung Madura dan Indomaret serta Alfamart sangat bertolak belakang.
Indomaret dan Alfamart sebagai jaringan minimarket terkemuka di Indonesia menerapkan sistem berteknologi.
Pembayaran dilakukan di kasir. Para karyawannya pun sudah mendapatkan gaji sesuai perjanjian awal.
Di sisi lain, warung Madura mempunyai dua sistem penggajian, yakni gaji bulanan dan bagi hasil.
“Gajian tinggal menunggu setiap bulan. Bagi hasil agak ribet,” kata Daviatul Umam sebagaimana dilansir dari kanal YouTube pribadinya yang tayang pada 9 Desember 2020.
Daviatul mencontohkan pendapatan warung Madura mencapai Rp 3 juta per hari.
Menurut dia, para perantau dari Madura biasanya menabung sepuluh persen dari pendapatan.
Itu berarti ada uang Rp 300 ribu yang harus masuk tabungan. Dalam sebulan, tabungan berjumlah Rp 9 juta.
“Itu tidak langsung dibagi dua, tetapi dikurangi uang kontrak per bulan,” kata Daviatul.
Dia mencontohkan uang sewa warung Rp 10 juta per tahun. Dalam sebulan, uang sewa sekitar Rp 834 ribu.
Nah, tabungan dikurangi uang sewa kontrak. Jumlahnya menjadi sekitar Rp 8.166.000.
“Yang itu baru dibagi dua. Hasil finalnya Rp 4.083.000,” ucap Daviatul.
Menurut Daviatul, pemilik dan penjaga warung Madura mendapatkan nominal yang sama.
“Uang makan dan uang pulsa tidak mengambil dari situ, tetapi dari kotak warung,” tutur Daviatul. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News