GenPI.co - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Tren penguatan kinerja terus ditunjukkan berbagai indikator perekonomian nasional di tengah risiko pelemahan ekonomi global.
Hal itu tercermin dari capaian pertumbuhan ekonomi Q2-2022 yang tercatat mencapai 5,44%.
Adapun berbagai capaian impresif tersebut juga tidak terlepas dari peran sektor pertanian yang menjadi pengungkit kinerja ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 12,98 persen.
Peran penting pertanian tersebut salah satunya ditopang oleh kinerja subsektor perkebunan sebagai kontributor utama dengan share terhadap PDB pertanian hingga 27 persen.
Untuk itu, Pemerintah berupaya mengoptimalkan subsektor perkebunan melalui berbagai langkah agar dapat mendorong kinerja pertanian yang berdampak pada perekonomian nasional.
Salah satu langkah yang kini telah ditempuh Pemerintah yakni melalui hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas.
“Hilirisasi mampu menciptakan lapangan kerja, menciptakan nilai tambah, meningkatkan devisa, dan membuat neraca perdagangan positif," ujar Airlangga saat menyampaikan keynote speech dalam acara Seminar Nasional Peran Standardisasi dan Produktivitas Hasil Komoditas Perkebunan Dalam Rangka Meningkatkan Nilai Ekspor Nasional, Kamis (29/9).
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan Pemerintah telah menyiapkan bantuan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki plafon sebesar Rp 373,17 triliun pada 2022 dan akan meningkat sebesar Rp 470 triliun pada 2023.
Selain itu, Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa penggunaan KUR tersebut dapat menjadi opsi investasi jangka panjang bagi para pelaku sektor pertanian khususnya pada komoditas kelapa sawit.
“Pada sektor pertanian telah diberikan KUR sebesar Rp 70 triliun dan bisa meningkat karena tidak ada batasan. Kemudian Pemerintah juga berupaya mendorong KUR kelompok yang belum optimal pelaksanaannya,” kata Airlangga.
Menko Airlangga juga menyampaikan terkait ketersediaan beras yang berada pada level aman untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan capaian produksi hingga 31 juta ton dalam 3 tahun terakhir.
Dengan capaian tersebut, Indonesia juga berhasil memperoleh penghargaan dari International Rice Research Institute (IRR) di tengah situasi pandemi dan krisis pangan yang terjadi di berbagai negara.
Terakhir, Menko Airlangga turut mengajak berbagai pihak baik korporasi maupun Pemerintah Daerah untuk gencar melakukan promosi dan memasarkan produk yang dihasilkan agar kesejahteraan petani tercapai. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News